Setiap orang yang dilahirkan dari seorang ibu yang yahudi, atau orang yang memeluk agama Yahudi dan melaksanakan ritualnya serta beriman kepadanya.
Sampainya sesuatu pada tingkatan sempurna dan lengkap.
Nama yang menunjuk pada Żat Ilāhiyyah yang mengandung semua sifat kesempurnaan, pengagungan, dan keindahan yang tidak seorang pun berhak diibadahi kecuali Dia.
Zat yang menjaga dan memelihara apa yang telah Dia ciptakan, dan ilmu-Nya meliputi apa yang Dia ciptakan dan tetapkan.
Pujian Allah kepada Nabi -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- di hadapan para malaikat yang didekatkan.
Istri-istri Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- yang telah beliau gauli.
Menyamakan makhluk dengan Allah -Ta'ālā- dalam perkara yang menjadi kekhususan Allah -Ta'ālā-.
Tempat di bumi yang digunakan untuk mengubur mayat.
Nama bagi jin kafir yang diciptakan dari api.
Memvonis seorang muslim keluar dari Islam (murtad).
Tekad hati untuk mengerjakan sesuatu dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah -Ta'ālā-.
Makhluk yang tersembunyi, berakal, mukalaf dalam kewajiban syariat, mampu menjelma dalam beberapa rupa, dan berasal dari api.
Segala sesuatu yang diyakini manusia dengan keyakinan yang kuat dengan mengikatkan hati padanya dan menjadikannya sebagai mazhab (prinsip hidup).
Dukungan dan pembelaan kepada orang yang Anda pentingkan urusannya, baik pada kebenaran ataupun kebatilan; seperti karena membela kabilah, suku, warna kulit, dan sebagainya.
Pembenaran yang bulat bahwa Allah -'Azza wa Jalla- telah mengutus seorang rasul ke setiap umat yang mengajak mereka untuk beribadah kepada Allah -Ta'ālā- semata serta mengingkari semua yang disembah selain-Nya, serta yang membawa berita gembira berupa pahala dan memberi peringatan terhadap siksa Allah, dan bahwa mereka semuanya adalah para utusan dan orang-orang jujur.
Ucapan orang yang salat, "Rabbanā wa lakal-ḥamdu (Wahai Tuhan kami! Bagi-Mulah segala pujian)" saat berdiri tegak setelah rukuk.
Menolak Islam atau melakukan suatu ucapan, perbuatan, keyakinan, keraguan, atau perbuatan meninggalkan yang mengeluarkan pelakunya dari Islam.
Melindungi manusia pada darah, harta, dan kehormatannya.
Beribadah kepada Allah -Ta’ālā- dengan merendahkan kepala dan membungkukkan punggung dengan cara khusus dalam ibadah salat.
Membenarkan dan mengakui kitab-kitab Allah yang telah Dia beritakan dalam Al-Qur`ān dan Sunnah secara global maupun terperinci dan mengamalkan kitab yang Dia turunkan pada kita.
Rasul-rasul yang memiliki kekuatan dan kesabaran, memiliki keutamaan dan kecerdasan sempurna, memiliki keteguhan dan kesungguhan, kepada mereka Allah -Ta’ālā- menurunkan wahyu dan memerintahkan agar mereka menyampaikan agama-Nya. Yaitu: Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad -'alaihimuṣ-ṣalātu was-salām-.
Keyakinan yang pasti terhadap keberadaan Allah -Ta’ālā-, bahwa Dia-lah Rabb yang menciptakan, yang menguasai, dan yang mengatur, hanya Dia yang berhak disembah semata, dan Dia memiliki nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang luhur, Dia Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya di dalam semua itu.
Membenarkan dan mengakui apa yang disebutkan dalam Al-Qur`ān dan Sunnah berupa sifat-sifat para malaikat yang mulia, tugas-tugas dan nama-nama mereka secara global dan terperinci.
Membenarkan dengan pasti segala yang diberitakan Allah -Ta’ālā- dalam Kitab-Nya, dan yang diberitakan oleh Nabi -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- dalam Sunnah-nya tentang apa-apa yang akan terjadi setelah kematian.
Membenarkan dengan pasti bahwa apa pun yang ada di alam semesta ini terjadi dengan takdir Allah -Ta’ālā-; dengan ilmu-Nya, ketetapan-Nya, kehendak-Nya, dan ciptaan-Nya.
Tempat dan masa tertahannya manusia antara kematian dan kebangkitan.
Tindakan Allah menghidupkan kembali orang-orang yang mati pada hari Kiamat dan mengeluarkan mereka dari kubur-kubur mereka ke tempat perkumpulan yang ditentukan untuk menghadapi hisab dan balasan amal mereka.
Mengagungkan Allah -Ta'ālā- dengan sifat-sifat kesempurnaan dan keindahan, dan menyucikan-Nya dari segala kekurangan dan aib.
Seseorang menjadikan suatu penghalang antara dirinya dan siksa Allah -Ta'ālā- serta murka-Nya dengan cara mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Mengesakan Allah dalam setiap perkara yang khusus bagi-Nya berupa rubūbiyyah (ketuhanan), ulūhiyyah (keilahian), nama-nama dan sifat-sifat, serta berlepas diri dari syirik dan pelakunya.
Mengesakan Allah -Ta’ālā- dalam segala jenis ibadah lahir dan batin, ucapan dan perbuatan serta keyakinan, dan menafikan ibadah dari segala sesuatu selain Allah siapa pun dia.
Keyakinan yang pasti dan pengakuan yang bulat bahwa Allah -Ta'ālā- pencipta segala sesuatu dan pemiliknya serta kepada-Nya segala perkara dikembalikan dalam hal pengelolaan dan pengaturannya.
Kitab yang Allah -Ta'ālā- turunkan kepada Musa -'alaihis-salām- sebagai cahaya dan petunjuk bagi Bani Israil sebelum diselewengkan oleh kaum Yahudi dan sebelum dinasakh oleh Al-Qur`ān.
Tempat pembalasan yang besar dan pahala melimpah yang disiapkan Allah -Ta'ālā- untuk para wali-Nya dan orang yang taat kepada-Nya pada hari Kiamat.
Kekuatan iman yang diraih seorang hamba adalah disebabkan ia melaksanakan berbagai ketaatan dan ibadah, dan kelemahan iman yang terjadi pada hamba adalah disebabkan ia melakukan berbagai kemaksiatan dan hal-hal yang diharamkan.
Petunjuk yang dipegang oleh Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dan para sahabatnya yang mulia -riḍwānullāh 'alaihim- dalam urusan agama berupa ucapan, perbuatan, dan keyakinan.
Ucapan: Asyhadu an lā ilāha illallāh wa asyhadu anna Muḥammadan 'abduhu wa rasūluhu (aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya).
Empat khalifah pertama yang silih berganti memimpin kaum muslimin pasca wafatnya Rasulullah, Muhammad -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam-. Mereka adalah Abu Bakar Aṣ-Ṣiddīq, Umar bin Al-Khaṭṭāb, Usman bin 'Affān dan Ali bin Abi Ṭālib -raḍiyallāhu 'anhum-.
Kitab Allah -Ta'ālā- yang diturunkan kepada Isa -'alaihi as-salām-, berisi petunjuk, cahaya, nasihat, dan sebagai pembenar kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat, ia didistorsi oleh kaum Nasrani setelah diangkatnya Isa -'alaihi as-salām-, dan hukum-hukum dan ajarannya telah dinasakh dengan Al-Qur`ān.
Jimat, ikatan dan mantra yang dijadikan media oleh tukang sihir untuk memperalat setan dalam mewujudkan keinginannya dengan tujuan menimpakan bahaya pada orang yang disihir baik di badan, akal, kehendaknya, atau semacamnya.
Jalan yang terang dalam agama berupa akidah, hukum-hukum fikih, dan adab.
Orang-orang beriman dan bertakwa yang selalu merasa diawasi Allah -Ta’ālā- dalam setiap urusan mereka, sehingga mereka senantiasa melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya karena takut terhadap azab dan kemurkaan Allah, serta mengharapkan keridaan dan surga-Nya.
Segala sesuatu yang dilarang oleh syariat dan menjadi sarana menuju kesyirikan, dalam berbagai nas disebutkan penamaannya dengan syirik tetapi tidak mencapai tingkat syirik besar.
Orang yang bertemu Rasulullah -șallallāhu 'alaihi wa sallam- dalam keadaan beriman kepada beliau dan meninggal dunia dalam keadaan beragama Islam.
Jembatan yang dibentangkan di atas Jahanam untuk dilewati manusia menuju surga sesuai amal-amal mereka, orang-orang baik dapat melintasinya, sedang orang-orang durhaka akan tergelincir.
Tempat berkumpulnya air yang turun dari sungai Al-Kauṡar di negeri mahsyar yang dipersiapkan untuk Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- pada hari Kiamat agar umat beliau datang ke sana.
Menyimpang dan belok menjauh dari kebenaran dengan sengaja atau tidak sengaja.
Melakukan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang dengan niat ketaatan, baik perintah atau larangan itu berupa perkataan, perbuatan, atau keyakinan.
Istilah yang mencakup segala yang disukai Allah dan diridai-Nya berupa ucapan dan perbuatan, yang tampak maupun tidak tampak.
Melampaui batasan yang diizinkan syariat, baik berupa kadar atau sifat, keyakinan atau amalan.
Islam dan tauhid
Berpindah dari negeri kafir dan syirik ke negeri Islam demi menjaga agama.
Mengadakan cara baru yang dibuat-buat dalam urusan agama yang tujuan mengerjakannya adalah bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah.
Menyucikan Allah dari segala kekurangan dan menetapkan setiap kesempurnaan bagi-Nya.
Beramal dengan menyelisihi kebenaran, baik dalam ucapan, perbuatan, ataupun keyakinan.
Berserah diri kepada Allah dengan menauhidkan-Nya, tunduk kepada-Nya dengan ketaatan dan berlepas diri dari kesyirikan dan pelakunya.
Orang-orang yang mengikuti Sunnah Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dalam keyakinan dan pengamalan serta berpegang teguh dengan persatuan jemaah kaum muslimin.
Pembenaran secara bulat yang melahirkan sikap menerima dan tunduk, yaitu dalam bentuk ucapan lisan, keyakinan hati, dan amalan anggota tubuh, ia juga bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan maksiat.
Segala hal baru yang diperbuat dalam agama berupa keyakinan dan ibadah, dan tidak ada dalilnya dari syariat.
Segala sesuatu yang menunjukkan kebesaran Allah dan membimbing kepada-Nya.
Meniatkan ibadah untuk selain Allah -Ta'ālā-, seperti orang yang beramal supaya dilihat dan dipuji oleh orang lain.
Memalingkan cinta yang mengandung pengagungan, ketundukan, dan ketaatan kepada selain Allah -'Azza wa Jalla-.
Ketaatan seorang hamba kepada selain Allah -Ta'ālā- dalam mengganti dan mengubah hukum Allah, seperti menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal.
Jalan yang Allah -Ta’ālā- letakkan untuk hamba-hamba-Nya melalui lisan Rasul-Nya -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- dan yang akan mengantarkan mereka kepada-Nya, dengan melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya, menjauhi apa yang dilarang-Nya, dan membenarkan apa yang diberitakan-Nya.
Kalāmullāh (firman Allah) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, membacanya bernilai ibadah, ditulis dalam mushaf-mushaf, dan diriwayatkan kepada kita secara mutawatir.
Setiap maksiat yang memiliki hukuman hudud di dunia atau ancaman azab di akhirat, atau menyebabkan adanya laknat, amarah atau penafian iman.
Hal-hal yang dinukil dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- berupa ucapan, perbuatan, persetujuan, sifat, atau biografi hidup beliau, baik sebelum kenabian ataupun setelahnya.
Penentuan hukum dan keputusan. Contohnya dalam kalimat: "Qaḍā fil-amr", artinya: ia menentukan hukum dan keputusan dalam suatu perkara. Al-Qaḍā` juga bermakna penyelesaian dan penyempurnaan, serta pengharusan, pelaksanaan, dan profesional.
Orang fasik ialah orang yang keluar dari ketaatan dan keistikamahan. Dikatakan, "Fasaqa 'an amri rabbihi", artinya: ia keluar dari ketaatan kepada Rabb-nya. Asal arti al-fisq adalah keluarnya sesuatu dari sesuatu yang lain dalam bentuk yang rusak.
Gelar bagi orang yang bertemu Nabi -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam-, beriman kepada beliau dan meninggal dunia dalam keadaan memeluk agama Islam.
Al-Ikrāh artinya mendorong orang lain melakukan apa yang tidak disukainya. Anda bisa mengatakan, "Akrahtu fulānan ikrāhan", artinya aku memaksa fulan mengerjakan sesuatu yang tidak disukainya. Al-Ikrāh juga bisa berarti mengharuskan. Kata al-ikrāh berasal dari al-kurh yakni benci. Bisa juga berarti enggan.
Batalnya amal dan hilang pahalanya.
Asy-Syafā'ah artinya meminta sesuatu untuk orang lain. Juga bisa berarti tambahan, bergabung dengan orang lain dan bersekutu dengannya
Menampakkan dan menyerukan pengamalan salah satu syiar Islam setelah sebelumnya diabaikan.
Ar-Riddah artinya kembali dan pindah. Dikatakan, "Irtadda 'an safarih" artinya ia kembali dari perjalanannya. Di antara artinya juga adalah pulang, menolak, enggan, dan pindah.
At-Tafā`ul adalah optimis terhadap perkataan baik dan gembira dengannya. Lawan katanya at-tasyāum (merasa sial/apes).
Al-Juḥūd adalah pengingkaran. Al-Juḥūd adalah lawan al-iqrār (pengakuan). Asal artinya adalah sedikit dari sesuatu.
Ruqyah artinya penjagaan dan perlindungan. Juga bermakna menjampi dan membentengi. Ar-Ruqyah berasal dari kata "at-taraqqī", artinya memanjat dan naik.
Al-'Irāfah (meramal) ialah pekerjaan tukang ramal, yaitu dukun atau peramal yang mengaku mengetahui perkara gaib dan masa depan.
Āyah (ayat) artinya tanda dan ciri khas. Dari makna inilah asal penamaan ayat dalam Al-Qur`ān, karena ayat merupakan tanda pembatas antara kalam Allah yang sebelumnya dan yang setelahnya. Ayat juga bermakna sejumlah huruf, mukjizat (tanda-tanda kebesaran Allah), dalil, bukti, perkara yang menakjubkan, dan pelajaran.
Kāhin artinya orang yang mengklaim mengetahui perkara gaib dan hal-hal yang tersembunyi. Asal kata al-kahānah dari at-takahhun, yang berarti menduga-duga, menebak, berprasangka, dan berdusta.
Waṡaniy ialah penisbahan kepada al-waṡan (berhala) yaitu patung-patung dan bebatuan yang disembah. Al-Waṡaniyah (paganisme) ialah penyembahan terhadap patung-patung dan bebatuan. Al-Waṡan (berhala) juga mencakup patung replika dan salib. Asal kata al-waṡan dari al-waṡn yang bermakna terus-menerus dan tetap. Ia juga bisa bermakna kekuatan dan kuantitas.
Al-Mīzān adalah alat untuk menimbang segala sesuatu. Dikatakan, "Wazantu asy-syai`a azinuhu waznan" artinya aku memperkirakannya dengan timbangan. Al-Wazn adalah mengukur berat sesuatu dengan sesuatu lain yang serupa, seperti dirham dengan dirham.
Seorang hamba senantiasa mengetahui bahwa Allah mengawasinya dalam segala keadaannya diiringi rasa takut terhadap siksa-Nya.
Isim dari kata an-naba` yang bermakna kabar berita, atau isim dari an-nabwah dan an-nubū` yang bermakna teratas dan tinggi.
Al-Qarīn: orang yang menemani dan menetapi. Ia berasal dari kata al-qarn yang bermakna berkumpul.
Al-Qasam artinya sumpah. Konon, qasam berasal dari kata al-qasāmah, yaitu denda yang dibagikan dan didistribusikan kepada para wali korban pembunuhan.
Tidak beriman kepada akhirat dan keesaan Allah Yang Maha Pencipta. Ia juga bermakna tidak beragama dengan satu agama dan meyakini kekalnya masa. Asal maknanya ialah sempit, dan ada yang menyatakan bahwa zindiqah adalah kata yang berasal dari Bahasa Persia yang diarabkan.
Orang yang tidak beriman kepada akhirat dan keesaan Sang Pencipta. Ia juga bermakna: orang yang tidak beragama dan meyakini keabadian masa. Ia juga dijadikan istilah untuk orang munafik.
Meminta al-gauṡ (pertolongan mendesak). Al-Gauṡ ialah penyelamatan dan pertolongan. Makna asalnya ialah menolong dalam kondisi mendesak atau darurat. Di antara makna itigasah yang lain: meminta pertolongan dan memohon bantuan.
At-Taḥrīf: memiringkan sesuatu ke sisinya. Sedang maknanya secara istilah adalah memalingkan perkataan dari makna hakikinya, pengertian dan kebenarannya kepada makna selainnya.
Tegas dan pasti. Ia juga bermakna terbukti dan ilmu yang tak memiliki keraguan. Lawan katanya asy-syakk (syak) dan ar-raib (ragu). Makna asalnya ialah tenang dan tampak, atau tetap, diam, dan kontinu.
Mengosongkan, membuat sepi dan membiarkan sesuatu sia-sia. Diambil dari kata al-'aṭal, yang berarti hampa, kosong dan tidak digunakan. Dikatakan, "Bi`run mu'aṭṭalah" artinya sumur yang ditelantarkan oleh pemiliknya dan mereka tidak menggunakan mata airnya.
Menjauhi kesyirikan dan para pemeluknya disertai membenci dan memusuhinya.
Segala sesuatu yang dijadikan perlindungan oleh manusia. Ia berasal dari kata al-'auż, yaitu perlindungan, penjagaan, dan pemeliharaan. Dikatakan, "'Āża billāhi", artinya: ia berlindung dan berpegang kepada Allah. Kata at-ta'wīżah diungkapkan untuk segala yang diyakini bisa melindungi dan menjaga dari berbagai kejahatan.
Ini adalah derivasi dari kata al-kaif, yaitu kondisi, substansi, dan bentuk. At-Takyīf artinya menyebutkan kondisi sifat dan bentuknya atau keadaannya, seperti panjang, lebar, besar kecil, dan sebagainya.
Benang atau manik-manik yang biasa dikalungkan oleh orang-orang Arab pada anak-anak mereka untuk menolak bala dan mencegah gangguan 'ain menurut keyakinan mereka. Asalnya dari kata at-tamām yang berarti kesempurnaan.
Jamak dari timṡāl, yaitu gambar. Dikatakan, "Maṡṡala lahu asy-syai`a" apabila dia menggambarnya hingga seakan melihatnya langsung. Juga bayangan sesuatu adalah timṡāl-nya. Diambil dari kata "maṡṡaltu asy-syai`a bi asy-syai`i" apabila Anda mengukur sesuatu menurut ukuran sesuatu yang lain.
Sekelompok orang dari sahabat-sahabat yang fakir, mereka tinggal di Suffah di bagian belakang Masjid Nabawi.
Menampakkan kebenaran Nabi ṣallallāhu 'alaihi wa sallam sebagai pengemban risalah dengan memperlihatkan kelemahan orang Arab dan lainnya untuk menandingi Alquran.
Tanjīm adalah masdar dari verba "najjama", ia bermakna: melihat ke arah bintang-bintang. Asal katanya menunjukkan makna terbit dan muncul.
At-Tanzīh berarti pembebasan. At-Tanazzuh artinya saling menjauh dan menghindari berbagai kekurangan. Asalnya dari kata an-nazhu yang berarti jauh.
Berlebih-lebihan, membebani diri dan terlampau bersungguh-sungguh dalam sesuatu. Dikatakan, "Tanaṭṭa'a fī al-kalām" artinya berlebih-lebihan dalam berbicara untuk menunjukkan kefasihan. Diambil dari kata an-niṭa', yaitu rongga atas mulut. Selanjutnya kata ini digunakan untuk segala tindakan berlebihan baik berupa ucapan maupun perbuatan.
Sesuatu yang berturut-turut. Dikatakan, "Tawātarat al-ibilu fahiya mutawātiratun", artinya unta datang satu per satu tanpa terputus. Asalnya dari kata al-watr yang berarti satu. Lawan kata at-tawātur adalah al-inqiṭā` (terputus).
Merendahkan diri dan menampakkan aḍ-ḍa'ah, yakni kehinaan, kerapuhan, dan ketidakmampuan. Lawan at-tawāḍu' adalah al-istikbār (sombong) dan al-'uluw (congkak). At-Tawāḍu' berasal dari kata al-waḍ'u, yaitu rendah dan jatuh. At-Tawāḍu' juga berarti khusyuk, mudah, dan lembut.
Jahanam adalah nama neraka tempat Allah mengazab kelak di akhirat. Jahanam adalah kata berbahasa 'Ajam yang tidak munṣarif karena berasal dari bahasa 'Ajam dan ma'rifah. Ada yang mengatakan, Jahanam adalah kata dari bahasa Arab. Neraka akhirat dinamakan demikian; karena dasarnya sangat dalam.
Kerabat-kerabat Nabi ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam yang beriman, yang diharamkan atas mereka sedekah, yaitu Bani Hāsyim, Bani al-Muṭṭalib, dan istri-istri beliau yang suci.
Setiap orang yang berpegang pada Alquran dan Sunah serta perbuatan para sahabat -raḍiyallāhu'anhum-, baik berupa ucapan, perbuatan maupun keyakinan, dan menjauhi perbuatan bid'ah serta para pelakunya.
Pembenaran yang pasti terhadap tempat berkumpulnya air (telaga) yang mengalir dari sungai al-Kauṡar dan diletakkan di padang mahsyar bagi Nabi ṣallallāhu 'alaihi wa sallam untuk didatangi oleh umatnya pada hari Kiamat.
Al-Ḥinṡu artinya dosa yang besar, kesalahan. Juga memiliki makna melanggar sumpah dan membatalkannya. Dikatakan, "Ḥaniṡa fī yamīnihi" artinya dia melanggar (sumpah)nya dan melakukan dosa di dalamnya serta tidak menepatinya. Kebalikannya menepati (sumpah).
Takut dan gentar. Dikatakan pula, al-khasy-yah adalah rasa takut yang disertai pengagungan, dan kebanyakan muncul karena mengetahui apa yang ditakuti. Asalnya dari kata al-khasyiy, yakni tumbuhan yang kering.
Al-Īmān bi al-Mīzān (iman pada mizan) adalah membenarkan dengan pasti apa yang diberitakan oleh Alquran dan Sunah tentang adanya timbangan yang hakiki memiliki dua piringan untuk menimbang amal-amal, catatan-catatan amal dan orang-orang yang beramal pada hari kiamat.
Erangan dan mengeluarkan suara yang tinggi. Kadang ṣaiḥah bermaksud teriakan, yaitu suara segala sesuatu apabila dikeluarkan setinggi-tingginya. Ia juga bermakna teriakan untuk turunnya azab.
Al-'Urūj ialah naik dan meninggi. Al-Mi'rāj ialah alat untuk naik, seperti lift dan alat pengangkat yang digunakan untuk naik dari tempat rendah ke tempat tinggi.
Jembatan dan suatu bangunan yang tinggi, atau apa yang dibangun di atas air untuk menyeberang.
Al-Kursiy artinya ranjang. Yaitu, sesuatu yang digunakan untuk duduk di atasnya. Orang Arab menamakan asal segala sesuatu dengan kirsun (pangkal). Kata ini juga diungkapkan dengan arti ilmu. Dari makna inilah para ulama disebut "al-karāsiy."
Menghitung dan membilang
Memurnikan, menyaring dari kotoran dan noda, menjernihkan, merampingkan, dan memilih. Selanjutnya kata ini digunakan dengan arti mengesakan dan meninggalkan riya dalam ketaatan.
Alat untuk naik, seperti lift dan tangga yang dinaiki dari bawah ke atas. Asal maknanya menunjukkan ketinggian dan peningkatan. Dikatakan, "'Araja ilā as-saṭḥ, aw ilā as-samā` - ya'ruju - 'urūjan - mi'rājan" artinya: ia naik ke atap atau langit.
Menghadap dan berpalingnya hati kepada selain Allah dalam usaha mendatangkan manfaat atau mencegah bahaya.
Al-Ya`su bermakna putus asa. Lawan kata ar-rajā` (harapan), atau memutus harapan pada sesuatu.
Nama malaikat yang ditugaskan menyampaikan wahyu kepada para nabi -'alaihim aṣ-ṣalātu wa as-salām-. Sedangkan artinya adalah hamba Allah. Demikian, karena al-jabr artinya hamba, disandarkan pada kata ill atau īl yang artinya dalam bahasa bangsa Nabat adalah suatu nama milik Allah -Ta’ālā-.
Tidak fasih. Arti asal kata ini menunjukkan makna diam dan tidak bicara. Dari kata tersebut (muncul kata) "al-a'jamiy" yaitu orang yang tidak fasih dan tidak jelas dalam bicaranya meskipun dari kalangan Arab.
Bentuk jamak dari "fitnah", yaitu cobaan dan ujian. Al-Fitnah berasal dari kata al-fatnu, yaitu membakar.
Bentuk jamak dari kata ṣanam, yaitu sesuatu yang diukir dari kayu, perak, atau tembaga lalu disembah. Aṣ-ṣanam dan aṣ-ṣanamah juga mengandung arti gambar yang disembah. Arti asal kata aṣ-ṣanam ialah sesuatu yang kotor. Dikatakan, "Ṣanimat ar-rā`ihah taṣnamu ṣanaman," yakni jelek (kotor).
Ṭilsam: sesuatu yang disembunyikan. Aṭ-Ṭalsamah juga dimaknai membaca atau menulis sesuatu yang samar. Aṭ-Ṭalsam merupakan kata dalam bahasa Yunani yang diarabkan untuk segala sesuatu yang samar dan tidak jelas, seperti teka-teki dan tebakan. Ada yang berpendapat bahwa asalnya dari kata "aṭ-ṭalsamah", yaitu merubah sesuatu dan memindahkannya dari satu keadaan ke keadaan yang lain.
Al-Mudāhanah: tindakan seseorang menampakkan perkara yang berbeda dengan yang ia sembunyikan. Di antara makna lainnya ialah al-muṣāna'ah (membuat-buat).
Al-Mu'jizah ialah hal yang keluar dari kebiasaan. Berasal dari kata "al-'ajz", yaitu lemah. Al-Mu'jizah artinya sesuatu yang membuat musuh tidak mampu menghadapi tantangan. Huruf "hā`" dalam kata tersebut untuk menunjukkan makna hiperbola.
Al-Ma'ṣiyah dan 'Iṣ-yān ialah keluar dari ketaatan, dan tidak tunduk. Antonim kata taat.
Al-Mūbiqāt: jamak dari mūbiqah, artinya: dosa-dosa yang menyebabkan pelakunya berada dalam kebinasaan dan kesengsaraan. Makna al-mūbiqāt ialah hal-hal yang membinasakan.
An-Nidd artinya yang sama dan yang sepadan. An-Nidd ialah yang menyerupai sesuatu dan berlawanan dengannya dalam berbagai urusan. Kata "an-nidd" hanya digunakan pada sesuatu yang bertentangan. Asal arti an-nidd ialah berpisah dan menjauh. Dari makna inilah lawan, orang yang menyelisihi, dan yang serupa dinamakan "nidd" karena dia menjauhi dan meninggalkan orang yang semisal dengannya.
Doa rukiah yang dijadikan sebagai obat penyembuh orang gila dan sakit. Ia berasal dari an-nasyr yang bermakna: berdirinya orang sakit dalam kondisi sehat.
Seseorang yang buta sebelah dan pendusta besar dari cucu Adam yang akan muncul di akhir zaman sebagai fitnah dan ujian bagi manusia melalui apa yang Allah berikan padanya berupa keajaiban-keajaiban dan hal-hal luar biasa.
Jahl: antonim dari ilmu. Di antara makna lainnya: bego dan suka melakukan hal yang dungu.
Syirik dalam niat, berbagai kehendak dan amalan-amalan hati.
Ṣagā`ir: jamak ṣagīrah yang bermakna hal yang ringan dan kecil. Asal makna aṣ-ṣigar ialah sedikitnya sesuatu. Lawan kata ṣagā`ir ialah kabā`ir dan 'aẓā`im (hal-hal yang besar). Di antara maknanya ialah hal-hal yang detail.
Khullah: persahabatan dan cinta. Ia berasal dari kata al-khalal yang bermakna: celah antara dua hal. At-Takhallul maknanya masuknya benda di tengah-tengah benda yang lain. Al-Maḥabbah (cinta) dinamakan juga al-khullah karena ia memasuki hati, sehingga ia pun menetap di relungnya.
Orang yang diutus. Yaitu pembawa risalah untuk disampaikan. Dikatakan, "arsaltu rasūlan" yakni, aku mengirim utusan dengan membawa surah untuk disampaikan. Ar-Rasūl juga berarti yang mengikuti dan yang diutus kepada orang lain.
Al-Ḥisāb: perhitungan dan pembilangan. Ia juga bermakna dialog atau diskusi.
Aẓ-Ẓulmu artinya kezaliman dan melampaui batas. Kebalikannya adil. Asal maknanya ialah meletakan sesuatu bukan pada tempatnya. Juga bermakna pelanggaran.
Al-'Ubūdiyyah artinya ketaatan dan kedekatan. Makna asal al-'ubūdiyyah ialah merendahkan diri dan lembut. Dan di antara makna lainnya ialah tunduk dan menurut.
Al-'Arsy: Singgasana raja. Dikatakan, "Jalasa al-malik 'alā 'arsyihi", artinya raja duduk di atas singgasananya. Al-'Arsy juga bisa berarti atap rumah. Makna asal al-'arsy adalah tinggi dan naik.
Diangkatnya Isa -'alaihi aṣ-ṣalātu was salāmu- dengan ruh dan jasadnya ke langit kedua atas perintah Allah -Ta'ālā- sebagai rahmat dan kemuliaan baginya.
Al-Fujūr: kefasikan dan kemaksiatan, seperti dusta dan zina. Asal maknanya ialah muncul dan menjulur. Juga dikatakan maknanya menyimpang, karena orang fasik menyimpang dari kebenaran.
Ṭiyarah: meyakini sial atau pesimis. Asal kata aṭ-ṭiyarah dari aṭ-ṭair yaitu burung seperti gagak dan selainnya.
Al-Qadar: keputusan dan hukum. Ia berasal dari kata al-qadr yang bermakna puncak sesuatu dan ujungnya. Ia juga bermakna takdir dan pengaturan.
Al-Barā`ah: melepaskan diri, mengeluarkan diri, dan memisahkannya dari sesuatu. Ucapan: "Bari`a minasy-syai`" artinya: ia berlepas diri darinya. Asal maknanya ialah menjauhkan diri dari yang dibenci. Juga dikatakan, bahwa maknanya: memotong.
Segala yang dicintai dan diridai oleh Allah -Ta'ālā- serta yang mendekatkan kepada-Nya berupa niat, perbuatan, dan perkataan.
Al-Juḥūd adalah pengingkaran. Al-Juḥūd adalah lawan al-iqrār dan al-i'tirāf (pengakuan). Asal artinya adalah sedikit dari sesuatu.
Aṡ-Ṡabāt artinya diam dan tetap. Asal maknanya ialah kelanggengan dan penegakan. Kebalikannya hilang dan terputus. Juga digunakan pada makna istikamah dan berpegang teguh.
Tayammun: menuntut berkah. Makna al-yumn: berkah dan tambahan kebaikan. Makna fulān maimūn: si polan menjadi orang yang diberkahi. At-Tayammun juga bisa bermakna memulai perbuatan dengan tangan kanan, dan al-yamīn (kanan) ialah lawan dari kiri.
At-Tanfīr artinya mendorong dan menghalau dari sesuatu. Makna asal at-tanfīr adalah menjadikan orang lain bersikap an-nufūr. Yaitu menjauh dan lari. At-Tanfīr juga bisa berarti membuat benci. Lawannya adalah at-tabsyīr (membuat gembira) dan at-taḥbīb (membuat cinta)
Ar-Rajā`: angan-angan atau harapan. Lawannya ialah putus asa dan pesimis. Ia juga bermakna antusias pada sesuatu.
Al-Iḥbāṭ artinya membatalkan dan merusak. Asal kata al-Iḥbāṭ dari al-ḥabaṭ, yakni binatang makan hingga perutnya membesar dan mati.
Al-Iḥsān artinya melakukan sesuatu yang baik. Al-Ḥasan artinya yang baik. Lawannya adalah al-qabīḥ dan as-sayyi` (buruk dan jelek). Arti lain al-iḥsān adalah melakukan dengan cermat dan melakukan dengan baik. Lawannya adalah al-isā`ah (berbuat buruk).
Al-Khauf artinya takut dan khawatir. Lawannya adalah al-amn (rasa aman). Arti asal al-khauf adalah kurang. Dan di antara maknanya juga adalah sifat pengecut, gentar, takut, dan gemetar.
Al-Ḥayā` artinya rasa malu. Lawannya adalah al-waqāḥah (tidak tahu malu) dan al-jur`ah (berani). Berasal dari kata al-ḥayāh (hidup) yang merupakan lawan kata al-maut (mati).
Al-Gufrān artinya kelapangan dada dan ampunan. Juga bermakna memaafkan dosa dan tidak memberi hukuman. Al-Gufrān berasal dari kata al-gafru, artinya menutup dan memasukkan.
Al-'Iṣyān: keluar dari ketaatan. Ia juga bermakna pelanggaran. Lawan katanya: ketaatan dan memenuhi panggilan. Asal katanya dari al-'aṣwi yaitu mengeraskan dan mengumpulkan.
Al-Fuḥsy: ucapan atau perbuatan yang buruk dan jelek. Makna asalnya ialah tambahan dan melampaui batas.
Muwālāh: menyetujui, membantu, dan mencintai. Lawan katanya: memusuhi. Ia juga bermakna: mengikuti.
Hudā: bimbingan, penjelasan, dan pemberian petunjuk dengan lembut untuk mencapai suatu tujuan. Lawan katanya: kesesatan.
Hajr: meninggalkan, berpaling, dan memisahkan. Makna asal katanya menunjukkan pemutusan dan pemotongan. Lawan katanya: menyambung.
Tawassuṭ: istikamah dan menetap (di tengah). Asal maknanya: tegak, dan juga bisa bermakna memilih yang lebih utama dan paling baik.
Bertemunya dua sisi kubur menghimpit jasad mayit.
Kitab suci orang Yahudi yang meliputi Taurat, kitab-kitab para nabi, dan al-Maktūbāt.
Himpitan kubur pada mayit di dalam kuburnya dan pertanyaan dua malaikat kepada mayit tentang Rabbnya, agamanya dan nabinya.
Al-Karāmah: kemuliaan dan kehormatan. Ia berasal dari al-karam yang bermakna: murah hati dan banyaknya kebaikan. Lawan katanya: bakhil. Ia juga bermakna bagus dan utama.
Kahānah: klaim mengetahui perkara gaib dan hal-hal yang tersembunyi. Asal kata al-kahānah dari at-takahhun, yang berarti menduga-duga, menebak, berprasangka, dan berdusta.
Ittibā': mengikuti orang lain. Ia juga bermakna: meneladani. Asal maknanya ialah mengikuti jejak kaki dan berjalan di belakangnya, lalu ia digunakan sebagai istilah: mengamalkan amalan orang lain.
Irjā`: mengakhirkan dan menangguhkan. Dikatakan, "Arja`tul-amra - urji`uhu - irjā`an" artinya aku mengakhirkan perkara dan menangguhkannya.
Istiḥlāl: memperbolehkan dan merubah sesuatu menjadi halal. Ia berasal dari kata al-ḥill yang bermakna mubah dan boleh. Lawan katanya: haram dan terlarang. Istiḥlāl bisa juga bermakna: meminta penghalalan sesuatu.
Siksaan menyakitkan yang Allah timpakan kepada ruh dan tubuh para pelaku maksiat setelah wafat, baik sementara atau selama-lamanya sampai hari kiamat.
Diambil dari kata as-surā, yaitu perjalanan malam hari atau perjalanan sepanjang malam bukan sebagiannya. Dikatakan, "Asrā wa sarā" apabila seseorang berjalan di malam hari.
Al-I'tiṣām artinya berpegang teguh kepada sesuatu, merupakan bentuk ifti'āl dari kata al-'iṣmah. Asal makna kata ini menunjukkan kepada penghalangan dan ketergantungan. Dikatakan, "I'taṣama billāhi" artinya berlindung dengan kelembutan Allah dari kemaksiatan. Al-'Iṣmah artinya perlindungan.
Berlebihan dan melewati batas dalam memuji. Al-Iṭrā` berasal dari kata "aṭ-ṭarāwah", artinya lembut dan sungguh-sungguh. Dari makna itulah perbuatan berlebihhan dalam pujian dinamakan iṭrā` karena orang yang memuji senantiasa memperbaharui penyebutan sifat-sifat orang yang dipuji.
Al-Ilḥād artinya keluar dan menyimpang dari sesuatu. Di antaranya kata, "Laḥdu al-qabri wa ilḥāduhu" artinya membuat galian di sisi kubur, bukan di tengahnya. Dan dikatakan, "Alḥada fī dīnillāh" apabila dia keluar dan menyimpang dari agama Allah.
Al-Inābah: kembali kepada Allah dengan bertobat. Dikatakan, "Anāba - yunību - inābatan" artinya: dia menghadap dan kembali kepada ketaatan. Juga, "Nāba ilallāh" artinya: ia bertobat kepada Allah.
Kondisi lemah iman yang menimpa seorang mukmin ketika melakukan maksiat dan perbuatan haram.
Kelompok. Ada yang berpendapat, al-ummah artinya sekelompok manusia yang diutus seorang rasul diutus kepada mereka, baik mereka beriman ataupun kufur. Al-Ummah juga digunakan untuk menyebut orang yang berilmu pada masanya lagi tak ada duanya dalam ilmunya. Arti lain al-ummah adalah syariat dan agama.
Taṡlīṡ: satu kesatuan yang berjumlah tiga.
Taqiyyah: kehati-hatian, kewaspadaan dan penjagaan diri dari keburukan. Al-Wiqāyah: menjaga dan melindungi diri dari bahaya.
At-Taḍarru' artinya menghinakan diri dan merendah. At-Taḍarru' berasal dari kata "aḍ-ḍar'u", artinya lembut dan lemah.
Akidah yang dilandasi keyakinan bahwa wujud Allah -Ta'ālā- adalah wujud makhluk-makhluk itu sendiri.
Ṡawābit: jamak dari ṡābit, ia bermakna tetap dan berkesinambungan. Asal makna aṡ-ṡubūt ialah berkesinambungannya sesuatu. Adapun makna aṡ-ṡawābit ialah segala sesuatu yang tetap dan berkelanjutan serta benar.
Al-Ḥasyr artinya mengumpulkan. Dari sini muncul kata al-maḥsyar, yaitu lokasi yang menjadi tempat berkumpul. Al-Ḥasyr bisa juga berarti menggiring.
Bentuk jamak dari kata "ḥawārī", artinya orang khusus dan pilihan seseorang. Berasal dari kata al-ḥawar, yang artinya sangat putih. Dikatakan pula, artinya kembali. Al-Ḥawāriyyūn diungkapkan untuk para pembela Nabi Isa -'alaihissalām- dan setiap orang yang bersungguh-sungguh membela salah seorang dari para nabi.
Hari kiamat ketika Allah membangkitkan semua manusia untuk dihisab dan diberi balasan.
Tidak memberikan pertolongan dan bantuan. Dikatakan, "Khażalahu ṣadīquhu" artinya, sahabatnya tidak membelanya, tidak menolongnya dan tidak membantunya. Makna asalnya adalah meninggalkan sesuatu. al-Khiżlān bisa juga berarti menghalangi dan melemahkan.
Ḥaqq: tetap atau sabit. Lawannya: batil. Ia juga dimaknai sebagai wajib dan harus. Juga digunakan dengan makna hal yang tegas dan meyakinkan.
Segala kejadian yang luar biasa di mana tidak bisa dicapai oleh kekuatan manusia dan tidak berada dalam wilayah kemampuan mereka.
Ar-Rahbah artinya takut dan kawatir. "Tarahhaba gairahu" artinya menakut-nakuti (mengancam) orang lain.
Berasal dari kata "salafa yaslafu sulūfan", artinya berlalu dan selesai. Salaf ar-Rajuli artinya nenek moyang seseorang yang terdahulu, dan kerabatnya yang berada di atasnya dalam hal usia dan keutamaan.
Perbedaan antara sisi batin dan lahir dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban dengan memperlihatkan ketaatan dan menyembunyikan kemaksiatan.
Kata yang dinisbahkan kepada kata "aṣ-ṣiddīq", yaitu orang yang senantiasa jujur, berlebih-lebihan di dalamnya, senantiasa menetapinya, dan orang yang selalu membenarkan ucapannya dengan perbuatan. " Kata aṣ-ṣidq (jujur ) lawan al-każib (dusta).
Sifat-sifat Allah -Ta'ālā- yang bersama-sama ditetapkan dalil syariat (Alquran dan Sunah) dan dalil 'aqli (logika).
Sifat-sifat yang dinafikan oleh Allah Ta’ālā dari diri-Nya di dalam Kitab-Nya atau melalui lisan Rasul-Nya ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam, seperti lemah, tidur, zalim, dan sebagainya.
Adl: sesuatu yang ada dalam jiwa sehingga pemiliknya dianggap lurus. Ia juga bermakna mengadili secara benar. Lawannya: kezaliman. Ia juga digunakan dengan makna pertengahan dalam segala sesuatu.
Bentuk pola hiperbol dari kata al-'ārif (yang mengetahui). Al-'Arrāf adalah dukun, pembaca telapak tangan, ahli nujum yang mengaku mengetahui perkara gaib dan perkara yang akan terjadi.
Al-Qunūṭ adalah putus asa dari sesuatu. Lawan dari putus asa adalah berharap dan berkeinginan besar. Makna asal al-qunūṭ adalah menghalangi. Oleh karena itu, putus asa disebut qunūṭ, karena orang yang berputus asa telah menghalangi dirinya dari rahmat Allah.
Dosa-dosa yang dinamakan oleh syariat sebagai kekufuran namun tidak mengeluarkan pelakunya dari Islam.
Tindakan menentang Kitabullah -Ta’ālā- dan Sunah Nabi -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- dan menyelisihi keduanya, serta mengklaim adanya kontradiksi dan perselisihan pada keduanya.
Oorang-orang yang hidup di antara masa dua rasul; di mana rasul yang pertama tidak diutus kepada mereka dan mereka tidak bertemu dengan rasul yang kedua.
Waṡan: patung dan batu yang disembah. Asal katanya dari al-waṡn yang bermakna berkesinambungan dan tetap. Ia juga bisa bermakna replika (patung) dan salib.
Wasīlah: pendekat atau perantara untuk sampai pada orang lain. Ia juga bermakna: penghubung dan jalan menuju sesuatu. Ia berasal dari at-tawassul yang bermakna keinginan dan permohonan.
Walāyah: dekat dan cinta. Al-Waliy: orang yang dekat dan mencintai. Lawan katanya: benci dan jauh.
Dalīl: tanda sesuatu, yakni sesuatu yang dijadikan sebagai petunjuk. Ia juga bermakna: petunjuk. Ada yang menyatakan bahwa maknanya ialah: yang membimbing pada sesuatu dan mengarahkan padanya.
Sunan: jalan, biografi -baik yang baik ataupun yang buruk-, tabiat, wajah, dan tujuan.
Yang lezat, yang halal dan yang boleh. Asal kata aṭ-ṭayyib adalah aṭ-ṭībah, yaitu selamat dari keburukan. Lawan aṭ-ṭayyib adalah al-khabīṡ (yang jelek). Dan di antara makna aṭ-ṭayyib juga adalah yang saleh, yang baik, yang mudah, yang suci, dan yang jernih.
Anṣāb: jamak dari naṣb yang bermakna patung, berhala, serta segala yang disembah selain Allah -Ta'ālā-. Ada yang menyatakan bahwa maknanya ialah bebatuan yang diletakkan di sekitar Kakbah yang dahulu kaum Arab menyembahnya dan melakukan kurban hewan padanya. An-Naṣb juga bermakna tanda yang tinggi dan datar yang dijadikan sebagai penanda batasan atau ujung suatu benda.
Mengharapkan sesuatu yang baik dari Allah -Ta'ālā-, memohon rahmat serta ampunan-Nya.
Tindakan seorang hamba mengerjakan sesuatu yang mampu dilakukan berupa ibadah-ibadah wajib dan nafilah (sunah) disertai meninggalkan semua hal-hal yang diharamkan sehingga pelakunya pantas masuk surga dan selamat dari neraka.
Berpegang teguh kepada kebenaran dan mengikutinya, tidak meninggalkan para penganutnya meskipun mereka berjumlah sedikit, dan tidak memerangi penguasa serta tidak memberontak pada mereka meskipun mereka zalim.
Pangkal iman yang keislaman tidak sah tanpa keberadaannya.
Berbagai sifat yang dinafikan oleh Allah -Ta'ālā- dari diri-Nya di dalam kitab-Nya atau melalui lisan Rasul-Nya -șallallāhu 'alaihi wa sallam- dari hal-hal yang tidak pantas disandang oleh-Nya.
Sifat-sifat yang berkaitan dengan kehendak dan keinginan Allah -Ta'ālā-, dan selalu mengalami pembaharuan menurut kehendak-Nya.
Penghinaan terhadap salah satu ajaran agama Islam dan mencela hukum-hukumnya.
Melampaui batas yang disyariatkan dalam memperlakukan ahli agama dan orang saleh dengan mengangkat mereka di atas kedudukan yang Allah berikan untuk mereka kepada hal yang tidak boleh kecuali bagi Allah, berupa meminta pertolongan mereka dalam kesulitan, tawaf di kuburnya, mencari berkah dengan tanahnya, dan sebagainya.
Menunaikan sesuatu yang harus dihormati dan dijaga berupa hak-hak, orang, waktu, dan tempat serta memelihara dan menjaganya agar tidak hilang.
Berinteraksi yang baik kepada orang lain dengan cara melakukan kebaikan, berwajah ramah, dan tidak melakukan tindakan yang menyakitkan.
Mengetahui nama-nama Allah Ta'ālā, sifat-sifat-Nya, perbuatan-perbuatan-Nya, dan syariat yang Dia syariatkan kepada manusia.
Mengendalikan dan menahan diri dari balas dendam saat amarah meluap.
Menangani perkara-perkara anak kecil yang ditinggal mati oleh ayahnya dan berusaha mewujudkan kemaslahatannya, baik dalam urusan dunia maupun agama, demi mencari pahala dari Allah -Ta’ālā-.
Apa-apa yang menentukan keberadaan sesuatu dan ia termasuk di dalamnya, seperti perkara-perkara yang menentukan absahnya keyakinan.
Upaya membelokkan nas-nas syariat dari maksudnya, meninggalkan ayat-ayat tersebut, hakikatnya dan maknanya dan kebenaran yang terdapat padanya, atau menyandarkan tanda-tanda kekuasaan Allah yang bersifat kauni (alam ciptaan) kepada selain Allah -ta’ālā-, baik berdiri sendiri, sebagai sekutu atau pembantu.
Perbuatan meniru orang-orang kafir dalam ucapan, perbuatan, dan keyakinan mereka atau lainnya yang menjadi kekhususan mereka.
Berbagai sarana yang menjerumuskan ke dalam perbuatan menyekutukan Allah -Ta’ālā-.
Semua jenis syafaat yang khusus dimiliki Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- di hari kiamat.
Syafaat yang ditetapkan oleh Allah -Ta'ālā- dalam kitab-Nya, atau ditetapkan oleh Rasul-Nya -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, yang khusus diperuntukkan bagi orang-orang bertauhid setelah mendapat izin dari Allah dan rida-Nya terhadap orang yang diberi syafaat.
Menyamakan selain Allah (makhluk) dengan Allah -Ta'ālā- dalam hal-hal yang menjadi kekhususan rubūbiyyah-Nya, atau menisbahkan salah satu kekhususan itu kepada selain Allah, seperti penciptaan, pemberian rezeki, pengaturan, dan semacamnya.
Sifat-sifat yang senantiasa ada pada Zat Allah sejak zaman azali dan selama-lamanya, dan tidak tergantung dengan kehendak dan pilihan-Nya.
Meninggalkan kebenaran dengan penolakan, di mana ia tidak ingin mempelajari kebenaran tersebut dan tidak mau mengamalkannya, baik kebenaran tersebut berupa ucapan, perbuatan ataupun keyakinan.
Setiap ucapan, perbuatan, atau keyakinan yang mengeluarkan pelakunya dari Islam.
Beberapa sifat dan rintangan yang menghalangi seorang mukalaf dari vonis kafir.
Perbuatan seseorang dengan menampakkan keimanan kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir serta takdir yang baik dan yang buruk dengan lisannya, namun di dalam hati, ia menyembunyikan sesuatu yang berlawanan dengan pengakuan tersebut, baik semuanya atau sebagiannya.
Perkara yang digunakan untuk menguji manusia agar tampak jati dirinya, baik atau buruk.
Allah melemparkan ke dalam diri hamba sesuatu yang mendorongnya mengerjakan atau meninggalkan (satu perkara).
Memohon keridaan pada Allah -Ta'ālā- untuk orang lain.
Mencari tahu tentang nasib dan keberuntungan dengan menggunakan anak panah dan yang semisalnya.
Doa-doa, jimat dan semacamnya yang boleh atau pun yang diharamkan.
Sesuatu yang dilihat oleh orang ketika tidur, dan biasanya menyenangkan..
Membuat gambar, baik gambar timbul ataupun bukan, dengan tangan maupun dengan alat.
Hari ke-9 dari bulan Zulhijah.
Kebencian terhadap seseorang disertai keinginan untuk menimpakan keburukan padanya dan membalasnya.
Mengalihkan lafal dari makna yang lahir kepada makna lain yang berbeda dengannya.
At-Tagayyur adalah berubanya sesuatu dari satu kondisi ke kondisi lainnya.
Meminta atau menghubungkan hujan dan turunnya kepada bintang-bintang terkait jatuhnya dan terbitnya.
Allah menghidupkan makhluk di dalam kubur mereka setelah kematian untuk ditanya dan menghidupkan mereka pada hari kiamat untuk dihisab dan diberi balasan.
Perbuatan dan ucapan yang berasal dari manusia.
Suatu praktik sihir yang dibuat untuk menjadikan seorang istri mencintai suaminya dan suami mencintai istrinya.
Sesuatu yang berkelanjutan tanpa batas.
Memutuskan diri dari wanita dengan tidak melakukan pernikahan, fokus melakukan ibadah kepada Allah semata dan meninggalkan yang lain.
Al-Burhān adalah bukti yang pasti yang memberi pengetahuan, dan dalil yang membuat kebenaran menjadi tampak.
Kebinasaan dan azab yang akan dirasakan oleh orang kafir di neraka Jahanam pada hari Kiamat.
Menjelaskan maksud perkataan dan menghilangkan kesamaran yang ada di dalamnya.
Meminta tolong kepada orang lain saat ada kebutuhan yang mendesak untuk itu.
Kata yang lafalnya sama, namun memiliki beberapa makna.
Mencintai kesyirikan dan para pelakunya, membantu orang-orang kafir dengan harta, tenaga, dan pikiran, menolong mereka menghadapi kaum muslimin, memuji dan membela mereka.
Kebinasaan berkelanjutan yang menimpakan penderitaan dan penyesalan kepada korbannya.
Istilah untuk agama, baik yang benar maupun yang salah.
Menghadap kepada Allah Ta’ālā dan berpaling dari selain-Nya dengan meninggalkan kemusyrikan menuju kepada tauhid dan dari kesesatan menuju kepada istikamah.
Istri-istri kaum mukminin di surga yang memiliki sifat elok dan cantik, bagian hitam matanya sangat hitam berada di dalam bagian putihnya yang sangat putih.
Ketundukan dan penyerahan diri kepada Allah dalam perkara syariat dan takdir disertai keyakinan hati.
Setiap negara yang didominasi hukum-hukum Islam, meskipun mayoritas penduduknya orang-orang kafir.
Para malaikat yang ditugaskan menjaga surga dan neraka.
Al-Khaḍir adalah seorang hamba saleh yang Allah -Ta'ālā- kisahkan kepada kita beritanya bersama Musa -'alaihi aṣ-ṣalātu wa as-salām- dalam surah Al-Kahfi, dan memuliakannya dengan kenabian.
Memisahkan diri dari kelompok kaum muslimin dengan keluar dari ijmak (konsensus) para ulama dan menentang yang hak dan benar.
Orang yang datang setelah tiga generasi utama dan menempuh jalan pengikut bid'ah dan hawa nafsu.
Orang-orang yang menangani urusan kaum muslimin untuk merealisasikan kemaslahatan umat dalam menegakkan agama dan dunia.
Keabadian penghuni surga di dalam nikmat surga, dan keabadian penghuni neraka di dalam azab neraka yang tidak putus selama-lamanya.
Nama yang mencakup segala amal kebajikan dan ketaatan dalam akidah, perbuatan, dan perkataan.
Setiap wilayah yang dikuasai oleh hukum-hukum kafir dan kekuasaan serta kekuatan di dalamnya tidak dipegang oleh kaum muslimin.
Negeri yang didominasi oleh hukum-hukum kafir dan kekuasaannya dipegang oleh non-muslim.
Negara kafir yang penduduknya menjalin perdamaian dengan kaum muslimin, baik dengan adanya kompensasi atau tanpa kompensasi berdasarkan maslahat yang kembali pada kaum muslimin.
Satu bentuk sihir yang diyakini dapat membuat istri mencintai suaminya dan suami mencintai istrinya.
Salah satu tingkatan azab di neraka Jahanam.
Al-Jaza' adalah kelemahan dalam jiwa dan ketakutan dalam hati yang menyebabkan pemiliknya bersedih ketika mendapat cobaan.
Sifat-sifat kesempurnaan, keindahan, dan keagungan yang melekat pada Zat Ilahi yang ditetapkan di dalam Kitab (Alquran) dan Sunnah yang membedakan Allah dari makhluk lainnya.
Sifat-sifat dan kekuatan-kekuatan yang terdapat dalam tubuh yang ditempatinya.
Mempersepsikan sesuatu dan mengetahuinya seperti keadaannya yang sebenarnya dengan cara memikirkan dan merenungkan.
Benda yang menulis takdir-takdir segala sesuatu hingga hari kiamat dengan perintah dari Allah -Ta'ālā-.
Para sahabat yang ditugaskan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- untuk menulis dan mencatat Alquran yang turun pada beliau.
Mengontrol sesuatu dan mencegah terjadinya kerusakan dan kekacauan padanya.
Nama setiap bintang di langit.
Salah satu nama dari nama-nama hari kiamat yang pasti terjadi dan ada sebagaimana yang dikabarkan Allah -Ta'ālā-.
Dewan pertimbangan yang bertugas memberikan konsultasi dan nasihat kepada penguasa dan lainnya, seperti ulama, para pembesar (negara), dan lainnya.
Mencontoh orang lain dan mengikutinya dengan melakukan apa yang dia perbuat dan meninggalkan apa yang dia tinggalkan berdasarkan bentuk dan sifatnya.
Makna yang melekat pada zat.
Menentang dan memberontak pada pemimpin kaum muslimin dan jamaah mereka.
Munculnya sebuah kejadian luar biasa yang menunjukkan kebangkitan seorang nabi sebelum diangkat sebagai nabi.
Mendekat kepada Allah -Ta'ālā- dengan mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya untuk mencari keridaan-Nya dan sebagai sarana untuk menunaikan berbagai kebutuhan dari-Nya.
Memohon kepada selain Allah -Ta'ālā- dalam perkara yang hanya bisa dilakukan oleh Allah -Subḥānahu wa Ta'ālā- berupa menghilangkan kesusahan atau mendatangkan manfaat.
Bendera yang khusus dibawa Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- kelak pada hari kiamat; sebagai tanda untuk mengenali beliau, dan orang-orang mengikuti beliau. Di bawah bendera beliau ada nabi Adam dan juga selainnya.
Gelar di kalangan kaum Nasrani yang diberikan kepada orang di atas pendeta dan di bawah uskup agung.
Keinginan seseorang yang melakukan perbuatannya untuk mencari keridaan selain Allah -Ta'ālā- dengan meniatkan amal-amalnya untuk dunia atau ria (pamer) dan selain itu, baik keinginan tersebut secara total atau parsial (sebagian).
Meninggalkan jamaah kaum muslimin dan menyelisihi kebenaran.
Apa/siapa saja yang dijadikan oleh sebagian makhluk sebagai orang/benda yang menyerupai dan menyamai Allah -Ta'ālā- dari makhluk-makhluk-Nya dalam hal-hal yang menjadi hak Allah -Subḥānahu- berupa ulūhiyyah, rubūbiyyah, nama-nama dan sifat-sifat-Nya.
As-Sabīl adalah syariat yang diturunkan oleh Allah -Ta'ālā- untuk hamba-hamba-Nya yang mengantarkan kepada ketaatan dan keridaan-Nya.
Satu penisbahan yang tidak bisa dipahami kecuali dengan memahami pasangannya.
Sifat-sifat Allah -Ta'ālā- yang bersama-sama ditetapkan oleh dalil syariat (Al-Qur`ān dan Sunah) dan dalil aqli (logika).
Membakar kulit dengan alat panas untuk tujuan berobat.
Mengetahui sesuatu sesuai kondisinya dengan jalan memikirkan dan merenungkan.
Mengetahui apa yang ada di belakang tabir berupa makna-makna gaib dan perkara-perkara yang hakiki baik secara wujud ataupun penyaksian.
Tanda-tanda dan bukti-bukti yang dengannya Allah -Ta'ālā- mengokohkan para rasul-Nya -'alaihim aṣ-ṣalātu wa as-salām- atas kebenaran mereka.
Hakikat 'urf (tradisi) bagi orang-orang yang berbicara masalah agama tanpa menempuh jalan para rasul.
Dua kabilah yang memiliki jumlah anggota yang banyak dari keturunan Yāfiṡ bin Nuh -'alaihi aṣ-ṣalātu wa as-salām-. Keduanya akan muncul pada masa Isa -'alaihi as-salām- di akhir zaman dan melakukan kerusakan di muka bumi hingga Allah -Ta'ālā- membinasakan keduanya.
Segala sesuatu yang disampikan melalui jalan syariat, seperti surga, neraka, dan berbagai keadaan hari kiamat.
Sifat-sifat Allah -Subḥānahu wa Ta’ālā- yang penetapannya melibatkan dalil akal dan fitrah yang sehat disertai adanya keterangan syariat.
Penutupan hati manusia hingga ia lalai melakukan apa yang bermanfaat baginya dan meninggalkan apa yang membahayakannya.
Hukum-hukum yang bersumber dari akal, baik penetapan ataupun penafian.
Klaim mengetahui gaib melalui penarikan konklusi dari pergerakan burung, suaranya, dan sebagainya.
Keyakinan dan niat yang menyertai perbuatan.
Rasa takut dan kelemahan yang membuat seseorang gentar dan memilih mundur, tidak maju.
Segala yang dilarang oleh Allah dan Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam untuk dilakukan atau dilanggar.
Menjadi mediator bagi orang lain untuk mendatangkan manfaat baginya atau mencegah bahaya supaya tidak menimpanya.
Semangat jiwa mencurahkan segenap kekuatan demi mencapai derajat paling tinggi untuk dirinya atau orang lain.
Roh yang ditiupkan ke dalam badan dan yang mengaturnya, serta yang akan meninggalkannya dengan kematian.
Keluar dari kebenaran yang diperintahkan Allah Subḥānahu wa Ta’ālā untuk diikuti dan menjauhi pengikutnya.
Menempuh sikap pertengahan dalam suatu perkara dan memasukinya dengan lembut, dengan cara yang dapat dipertahankan secara terus-menerus.
Perbuatan seseorang mengingkari dengan hatinya dan lisannya sehingga ia tidak meyakini kebenaran dan tidak mengakuinya.
Keyakinan bahwa Allah -Ta'ālā- mendapati ilmu baru yang sebelumnya tidak diketahuinya. Akidah ini mengharuskan keyakinan bahwa Allah -Ta'ālā- melihat keharusan perubahan dalam ilmu atau hukum-Nya berdasarkan hal tersebut.
Allah Mahaagung, Mahasuci, dan Mahatinggi.
Klaim bahwa berbagai nas syariat mengandung makna lahir dan batin.
Menyifati Allah -Ta'ālā- bahwa Dia adalah fisik.
Tindakan pemaksaan terhadap seseorang untuk melakukan suatu perbuatan tanpa kerelaan dan kehendaknya. Atau menafikan usaha secara hakiki dari seorang hamba, dan menyandarkannya kepada Allah saja.
Mengulang-ulang dan menghitung-hitung pujian kepada Allah -Ta’ālā-; dengan menyebutkan berbagai sifat indah-Nya dan perbuatan-perbuatan-Nya yang terpuji.
Segala yang terlintas dalam hati berupa pendapat atau makna.
Kegelapan dosa yang menyelimuti hati dan merasukinya sehingga menghalanginya dari melihat kebenaran dan tunduk kepadanya.
Keragu-raguan seorang muslim dalam mengimani sebagian perkara pokok agama yang telah disepakati serta tidak membenarkan dengan pasti berita atau hukum yang telah tetap dan yang diketahui secara wajib.
Sifat-sifat yang ditetapkan oleh Allah-Ta'ālā- untuk diri-Nya dalam kitab-Nya atau melalui lisan Rasul-Nya -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dalam sunah beliau.
Cinta yang berlebihan disertai syahwat.
Prasangka baik dan harapan baik.
Tersembunyinya Imam dari hadapan manusia dan akan muncul kembali di masa mendatang.
Menyelisihi Allah -Ta’ālā- dan Rasul-Nya -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam-, dan membangkang kepada keduanya dengan sengaja, serta menegakkan permusuhan terhadap Islam dan kaum muslimin.
Meminta pertolongan dan bantuan dari orang lain dalam memerangi musuh.
Keluar dari Ahlussunnah wal Jamaah dalam suatu prinsip apa pun dari prinsip-prinsip agama yang baku dan tetap berdasarkan nas atau ijmak, baik berupa pokok-pokok akidah, amal perbuatan, atau berkaitan dengan kepentingan-kepentingan besar umat, seperti berontak kepada para pemimpin kaum muslimin dan jamaah mereka dengan (menggunakan) senjata. Juga dipakaikan untuk tindakan keluar dari agama.
Lafal-lafal yang tersusun yang dibuat untuk mengungkapkan makna yang bisa dipahami.
Air yang keluar dari sesuatu karena aktifitas pencucian
Menawarkan taubat bagi orang yang murtad dari agama Islam dan masuk dalam kekufuran.
Mencuri dengar ialah menyimak pembicaraan secara sembunyi-sembunyi tanpa izin dari pembicara.
Anak-anak panah biasa digunakan bangsa Arab di masa jahiliah untuk mengundi nasib; guna mengetahui yang baik dan yang buruk.
Mengeluarkan sebagian makna yang dicakup lafal umum dari hukumnya dengan kata "illā [kecuali]" atau salah satu kata yang semakna dengannya.
Melihat sesuatu dengan tujuan untuk menyeleksinya.
Kesesuaian antara dua hal atau lebih dan bersatunya dua hal tersebut dalam satu sifat, atau satu lokasi, atau satu macam, dan lain sebagainya.
Perpindahan bagian seorang ahli waris kepada orang yang mewarisinya karena ia meninggal dunia sebelum pembagian harta warisan.
Orang yang melakukan penjagaan dan pengawasan.
Organ berupa daging yang berwarna merah di mulut, yang merupakan alat bicara, mengecap dan menelan.
Sifat pertengahan dari berbagai sifat di mana kedua sisinya sama.
Batang anak panah tanpa bulu dan mata panah.
Semua makhluk yang ada di muka bumi.
Mengadakan sesuatu dan membuatnya tanpa contoh sebelumnya.
Keabadian di masa depan tanpa akhir.
Tujuan-tujuan dan hikmah-hikmah yang dikehendaki melalui perbuatan dan hukum.
Sisi-sisi bumi berikut kejadian dan makhluk-makhluk yang ada di dalamnya, serta sisi-sisi langit berikut keajaiban dan tanda-tanda besar yang ada di dalamnya.
Terbenam dan tersembunyi.
Zaman yang memiliki batas tertentu.
Dosa dan kemaksiatan yang dilakukan manusia, besar ataupun kecil.
Sesuatu yang keluar dari kebiasaan dan hal umum bagi kebanyakan manusia.
Sifat setan yang mundur dan menjauh serta berhenti dari melemparkan berbagai syubhat dan syahwat ke dalam hati ketika (sesorang) berzikir kepada Allah -Ta'ālā-.
Kematian didatangkan pada hari kiamat dalam wujud domba lalu disembelih dengan sebenar-benarnya.
Pengetahuan yang didapatkan sejak awal di dalam jiwa tanpa perlu berargumen dan berpikir.
Orang diusir, yang dihinakan dan dijauhkan dari kebaikan.
Jin yang membangkang, jahat lagi licik dan busuk.
Firman Allah -Ta'ālā- yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dengan perantaraan Jibril -'alaihi aṣ-ṣalātu wa as-salām-.
Tali-tali yang digunakan untuk mengikat tangan dan kaki.
Setiap peristiwa yang mengelilingi manusia dan biasanya dalam jumlah banyak dan berturut-turut sehingga menutupi segala sesuatu, seperti banjir yang menenggelamkan dan kematian masal.
Faktor yang melahirkan keberadaan sesuatu atau menjadi sebab tercapainya sesuatu yang lain.
Mencurahkan usaha untuk meraih sesuatu yang bermanfaat berupa urusan agama atau dunia.
Ciptaan yang bagus yang sangat cermat, kokoh, dan kuat.
Memperlihatkan permusuhan dengan ucapan dan perbuatan terhadap musuh-musuh Allah, berlepas diri dari mereka serta menjauhi mereka secara lahir dan batin.
Sesuatu yang diadakan dan disepakati oleh suatu kaum dari mazhab yang bercabang-cabang di setiap agama, tanpa didasarkan pada dalil naqli (teks agama).
Menafsirkan suatu lafal dengan semua makna yang ditunjukkannya.
Segala yang bisa diketahui dan dikabarkan berupa hal-hal yang ada.
Tempat kosong yang tidak ada sesuatu di dalamnya.
Sesuatu yang bukan apa-apa, tidak memiliki hakikat dan wujud di alam nyata.
Al-Fā'il adalah sesuatu yang darinya bisa muncul perbuatan disertai kemampuan dan kehendak.
Ketergantungan keberadaan sesuatu pada eksistensi dirinya sendiri, baik dengan perantara atau tanpa perantara.
Teriakan keras yang hampir menyebabkan telinga menjadi tuli karena suaranya yang dahsyat dan kuat.
Segala sesuatu yang ada selain Allah ‘Azza wa Jalla.
Kata yang lafalnya berbeda namun maknanya sama.
Perkataan yang merupakan jawaban dari pertanyaan "mā huwa (apakah itu)?" yang dapat menggambarkan sesuatu di dalam jiwa.
Sikap jiwa yang berpaling dan sombong dari menerima kebenaran.
Para malaikat mulia yang ditugaskan oleh Allah -Ta'ālā- untuk mencatat amal-amal para hamba dan menghitungnya, baik berupa kebaikan maupun kejelekan.
Lafal-lafal yang mengandung makna yang benar dan yang batil, di mana tidak diketahui makna (yang sebenarnya) kecuali setelah dirinci dan dijelaskan.
Meyakini bahwa Allah -'Azza wa Jallā- bercampur dengan sebagian makhluk, tidak dengan sebagian yang lain.
Kata bantu untuk mengungkapkan angan-angan yang menunjukkan tiadanya perbuatan yang kedua karena ketiadaan perbuatan yang pertama.
Segala sesuatu yang keberadaannya di alam nyata tidak bisa dibayangkan di dalam akal.
Sesuatu yang tidak ada dan tidak memiliki wujud di alam nyata.
Lafal yang digunakan untuk mengetahui sesuatu dan menunjukkan kepadanya.
Bersatunya dua hal dalam suatu makna.
Para Malaikat yang saling bergantian dalam menjaga manusia di hadapan dan di belakangnya. Jika takdirnya telah datang , mereka meninggalkannya.
Sesuatu yang tidak mungkin ada di alam nyata, dan bisa jadi dapat diasumsikan pikiran.
Perkara yang bisa ada dan bisa tidak ada, dan tidak bisa ada kecuali disebabkan oleh faktor lain, bukan muncul dengan sendirinya.
Memulai sesuatu dan menciptakannya tanpa ada contoh sebelumnya.
Jasad dan badan.
Tempat kosong yang bisa menghimpun sesuatu dan mencakupnya.
Penggunaan kata sesuai dengan makna aslinya.
Keluar dari ketaatan kepada Allah -Ta'ālā- dan Rasul-Nya -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dengan meninggalkan kewajiban-kewajiban atau melakukan hal-hal yang diharamkan.
Agama Allah -Tabāraka wa Ta'ālā- yang Dia ridai untuk para hamba-Nya dan fitrah-Nya yang Dia menciptakan manusia di atasnya.
Penolakan hati dan anggota tubuh untuk rida, berserah diri dan tunduk pada kebenaran.
Memberitahukan perkara gaib dengan cara menggaris di tanah, memukul kerikil atau semacamnya.
Menolak hakikat yang telah terbukti kebenarannya berdasarkan riwayat dan akal meskipun mengetahuinya, dengan tujuan memperdaya dan menipu.
Makna yang ada pada diri Yang Berbicara (Allah) -Subḥānahu wa Ta'ālā-, bukan dengan huruf, bukan dengan suara, dan tidak berkaitan dengan kehendak dan kekuasaan-Nya.
Makna yang diketahui dan tertentu, yang ditunjukkan oleh nama.
Apa yang diucapkan oleh seseorang atau orang yang dalam hukumnya, baik ucapan yang diabaikan ataupun digunakan.
Nabi adalah orang yang diberi berita oleh Allah, dan dia memberitakan apa yang diberitakan oleh Allah, dan menyampaikannya kepada orang-orang yang sejalan dengannya.
Materi yang tidak memiliki bentuk dan gambar tertentu, yang dapat dibentuk dan digambar dalam beragam gambar.
Binatang ternak yang digunakan untuk bekerja, seperti sapi pembajak dan sebagainya.
Sifat yang menunjukkan kepada zat semata tanpa sifat tambahan.
Dua hal yang tidak bisa berkumpul secara bersama-sama dalam satu waktu dan satu tempat, tapi terkadang keduanya sama-sama tidak ada.
Segala sesuatu yang berada pada selainnya dan tidak ada kecuali pada tempat yang menjadi lokasi keberadaannya.
Menempuh jalan sulit dalam ibadah dan melampaui batas terkait perintah-perintah dan larangan-larangan.
Melalaikan perkara agama serta tidak memperhatikan dan melaksanakan haknya.
Penggunakan kata bukan untuk makna aslinya karena suatu 'alāqah (korelasi) disertai adanya suatu qarīnah (indikator).
Apa yang dilakukan oleh manusia atas pilihannya sendiri untuk mendatangkan manfaat atau mencegah bahaya.
Setiap lafal yang diucapkan lisan baik sempurna atau tidak.
Segala sesuatu yang bisa berpisah dari keseluruhan.
Makna-makna dan pengetahuan-pengetahuan yang masuk ke dalam hati tanpa disengaja, tanpa paksaan dan tidak bertahan lama.
Tindakan seorang hamba menggantungkan imannya pada kehendak Allah Ta'ālā.
Mencari pengetahuan tentang sesuatu yang belum diketahui sebelumnya dengan kata bantu khusus, seperti man (siapa), hal (apakah), kaifa (bagaimana) dan lain sebagainya.
Mengambil satu kata atau lebih dari kata lain disertai keselarasan antara keduanya dalam lafal dan makna.
Perkara-perkara dan pendahuluan-pendahuluan yang muncul dalam diri seseorang dari aspek kekuatan logikanya tanpa suatu sebab yang mengharuskan membenarkannya.
Perbedaan dan kontradiksi antar kata dan yang dinamai.
Istilah bidah yang maksudnya adalah bahwa Zat yang terdiri dari berbagai sifat.
Beragam nama untuk satu pemilik nama.
Berkelanjutan kejadian tanpa batas.
Adanya gambaran sesuatu dalam pikiran dan pemahaman substansinya tanpa menetapkan ketiadaan atau keberadaannya.
Meyakini bahwa sifat-sifat Allah serupa dengan sifat makhluk, atau makhluk serupa dengan khalik.
Munculnya sesuatu setelah sebelumnya tidak ada.
Burung kecil yang termasuk jenis burung malam hari.