Membenarkan dan mengakui kitab-kitab Allah yang telah Dia beritakan dalam Al-Qur`ān dan Sunnah secara global maupun terperinci dan mengamalkan kitab yang Dia turunkan pada kita.
Kitab yang Allah -Ta'ālā- turunkan kepada Musa -'alaihis-salām- sebagai cahaya dan petunjuk bagi Bani Israil sebelum diselewengkan oleh kaum Yahudi dan sebelum dinasakh oleh Al-Qur`ān.
Kitab Allah -Ta'ālā- yang diturunkan kepada Isa -'alaihi as-salām-, berisi petunjuk, cahaya, nasihat, dan sebagai pembenar kitab yang sebelumnya, yaitu Taurat, ia didistorsi oleh kaum Nasrani setelah diangkatnya Isa -'alaihi as-salām-, dan hukum-hukum dan ajarannya telah dinasakh dengan Al-Qur`ān.
Kalāmullāh (firman Allah) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, membacanya bernilai ibadah, ditulis dalam mushaf-mushaf, dan diriwayatkan kepada kita secara mutawatir.
Āyah (ayat) artinya tanda dan ciri khas. Dari makna inilah asal penamaan ayat dalam Al-Qur`ān, karena ayat merupakan tanda pembatas antara kalam Allah yang sebelumnya dan yang setelahnya. Ayat juga bermakna sejumlah huruf, mukjizat (tanda-tanda kebesaran Allah), dalil, bukti, perkara yang menakjubkan, dan pelajaran.
Menampakkan kebenaran Nabi ṣallallāhu 'alaihi wa sallam sebagai pengemban risalah dengan memperlihatkan kelemahan orang Arab dan lainnya untuk menandingi Alquran.
Sifat-sifat yang berkaitan dengan kehendak dan keinginan Allah -Ta'ālā-, dan selalu mengalami pembaharuan menurut kehendak-Nya.
Mengontrol sesuatu dan mencegah terjadinya kerusakan dan kekacauan padanya.
Para sahabat yang ditugaskan Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- untuk menulis dan mencatat Alquran yang turun pada beliau.
Mencuri dengar ialah menyimak pembicaraan secara sembunyi-sembunyi tanpa izin dari pembicara.
Firman Allah -Ta'ālā- yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dengan perantaraan Jibril -'alaihi aṣ-ṣalātu wa as-salām-.
Penggunakan kata bukan untuk makna aslinya karena suatu 'alāqah (korelasi) disertai adanya suatu qarīnah (indikator).