Pujian Allah kepada Nabi -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- di hadapan para malaikat yang didekatkan.
Setiap ucapan yang mengandung pengagungan dan kecintaan kepada Allah.
Lafal yang diucapkan setelah membaca surah Al-Fātiḥah dan selepas berdoa, maknanya: Ya Allah, kabulkanlah (permohonan kami)!
Taat dan berbuat baik kepada kedua orang tua dengan ucapan dan perbuatan baik ketika mereka masih hidup maupun setelah meninggal.
Permohonan ampunan dari seorang hamba kepada Rabb-nya dari dosa-dosanya dan memohon penjagaan dari dampak-dampak negatifnya.
Nama bagi jin kafir yang diciptakan dari api.
Tekad hati untuk mengerjakan sesuatu dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah -Ta'ālā-.
Perbuatan menyakiti yang dianggap tidak ringan menurut kebiasaan, yang dilakukan oleh seorang anak kepada kedua orang tuanya atau salah satunya.
Memberitahukan tentang sesuatu dengan berita yang berbeda dengan kenyataan, baik secara sengaja atau tidak.
Seseorang membicarakan saudaranya terkait apa yang tidak disukainya berupa aib dan semacamnya yang memang ada pada orang tersebut, ketika dia tidak ada.
Seseorang menjadikan suatu penghalang antara dirinya dan siksa Allah -Ta'ālā- serta murka-Nya dengan cara mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Ayat ke-255 dari Surah Al-Baqarah dalam Al-Qur`ān Al-Karīm.
Menyimpang dan belok menjauh dari kebenaran dengan sengaja atau tidak sengaja.
Kecenderungan jiwa pada apa yang ia nikmati dan lihat.
Meninggalkan kemaksiatan, menyesal telah melakukannya, bertekad untuk tidak mengulanginya, dan memperbaiki apa yang bisa diperbaiki dari berbagai amal saleh dengan mengulanginya kembali.
Menyucikan Allah dari segala kekurangan dan menetapkan setiap kesempurnaan bagi-Nya.
Kesaksian dusta yang dilakukan secara sengaja untuk menggapai kebatilan.
Beramal dengan menyelisihi kebenaran, baik dalam ucapan, perbuatan, ataupun keyakinan.
Meniatkan ibadah untuk selain Allah -Ta'ālā-, seperti orang yang beramal supaya dilihat dan dipuji oleh orang lain.
Bersungguh-sungguh untuk mengetahui agama Islam dan hukum-hukumnya yang datang dari Allah dan Rasul-Nya -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dari sumber-sumber yang sahih.
Berbuat kebajikan kepada kerabat dekat, memberikan kebaikan kepada mereka, dan mencegah keburukan dari mereka.
Tindakan menyelidiki dan mengamati (secara diam-diam). Kata ini kebanyakan digunakan dalam diksi yang buruk. Ia berasal dari kata "al-jass" yang bermakna: mengenali sesuatu dengan sentuhan yang lembut.
Al-Ifk ialah kedustaan. Ia berasal dari kata al-afk, artinya: membalik dan memalingkan. Di antara maknanya yang lain yaitu dosa, kebohongan, fitnah, dan kebatilan.
Harta yang engkau berikan untuk kemudian dikembalikan lagi padamu. Asal arti al-qarḍ adalah memotong.
Istikhārah ialah mencari hal yang terbaik. Ia berasal dari kata al-khiyār yang bermakna: kecenderungan kepada sesuatu. Sedangkan al-ikhtiyār artinya menyeleksi dan memilih.
Al-Waswasah adalah suara dan ucapan yang samar. Di antara arti al-waswasah adalah bisikan hati tentang sesuatu yang tidak bermanfaat, keburukan, dan pikiran buruk.
Asy-Syafā'ah artinya meminta sesuatu untuk orang lain. Juga bisa berarti tambahan, bergabung dengan orang lain dan bersekutu dengannya
Asal kata al-irsyād ialah hidāyah dan dalālah (petunjuk).
Al-Adab adalah akhlak yang baik dan perilaku yang mulia. Makna asalnya adalah seruan; karena perilaku ini mengajak manusia kepada hal-hal yang terpuji dan menyatukan mereka di atasnya.
Menampakkan dan menyerukan pengamalan salah satu syiar Islam setelah sebelumnya diabaikan.
Al-Istirjā' artinya meminta kembali. Di antara makna al-istirjā' yang lain adalah ucapan "innā lillāhi wa innā ilaihi rāji'ūn".
At-Tasymīt adalah mendoakan kebaikan dan keberkahan.
Al-Gaḍab adalah marah dan murka. Dikatakan gaḍiba 'alaihi, yagḍabu: apabila dia marah dan murka. Antonim kata Ar-Riḍā (rela). Asal makna Al-Gaḍab adalah kuat dan keras. Al-Gaḍab (marah) bagi makhluk adalah perubahan emosi yang terjadi ketika darah jantung bergolak untuk menuntut balas.
Al-Itqān artinya mengerjakan sesuatu dengan sempurna, melakukannya dengan baik, memperbaikinya dan teliti.
Namṣ ialah mencabut bulu. Juga didefinisikan: mencabut dan mencukur bulu wajah.
Al-Ḥasad ialah membenci pemberian nikmat oleh Allah -Ta'ālā- kepada orang lain, atau mengharapkan hilangnya kenikmatan dari orang lain.
Ḥiqd bermakna menahan amarah dan permusuhan dalam hati. Makna asalnya ialah memegang dan menahan. Di antara maknanya yang lain ialah kebencian dan kemarahan.
Al-Ḥauqalah adalah ucapan "lā ḥaula wa lā quwwata illā billāh".
Ar-Risywah ialah upah dan pemberian. Juga berarti menyuap dan memihak. Dipakaikan untuk perbuatan yang dapat menjadi media kepada sesuatu. Selanjutnya pemakaiannya dikhususkan untuk cara yang dipakai guna mencapai hal yang dilarang.
Ar-Rifqu ialah kelembutan dan kehalusan. Antonim kata kasar dan keras. Juga berarti mudah, gampang. Asal artinya bermanfaat.
At-Tabżīr artinya memisah-misahkan dan menyebarkan. Dikatakan, "Bażartu al-ḥabba fī al-arḍi bażran," artinya aku menebarkan biji di tanah dan memisah-misahkannya. Segala yang engkau pisah-pisahkan dan rusak maka engkau telah men-tabżīr-kannya.
At-Tafā`ul adalah optimis terhadap perkataan baik dan gembira dengannya. Lawan katanya at-tasyāum (merasa sial/apes).
Al-Juḥūd adalah pengingkaran. Al-Juḥūd adalah lawan al-iqrār (pengakuan). Asal artinya adalah sedikit dari sesuatu.
Al-Gisysy artinya menampakan sesuatu dan menyembunyikan yang sebaliknya. Lawan kata al-gisysy adalan an-nuṣḥ (menginginkan kebaikan untuk orang lain). Asal kata al-gisysy dari al-gasyasy, yang artinya air keruh yang tidak jernih.
Yang jelek. Makna asal al-inkār adalah tidak tahu akan sesuatu. Dikatakan, "ankarta al-khabara wa nakartahu" apabila Anda tidak tahu menahu akan berita itu dan tidak mengetahuinya. An-Nakirah adalah lawan al-ma'rifah. Al-Munkar juga digunakan untuk arti yang ditiadakan dan ditolak. Al-inkār artinya meniadakan sesuatu, mengingkarinya, dan menolaknya. Segala sesuatu yang tidak diketahui manusia dan mereka menolaknya disebut "munkar". Juga di antara makna al-inkār adalah mendustakan dan merubah.
Melaporkan pembicaraan dengan tujuan merusak hubungan. Ada yang berpendapat, an-namīmah adalah memperindah ucapan dengan dusta. An-Nammām (orang yang mengadu domba) dinamakan al-qattāt. An-Namīmah juga berarti bisikan dan gerakan. Makna asal an-namm adalah menampakan dan memperlihatkan sesuatu. Sedangkan lawan katanya adalah al-ḥifẓ (menjaga) dan al-isrār (merahasiakan). An-Namīmah juga berarti menggoda, merayu, dan menyia-nyiakan.
Al-Wara' bermakna menahan diri dan berpangku tangan. Di antara maknanya yang lain ialah mencegah, melarang, dan adanya kesulitan.
Al-Maḥram artinya adalah haram dan yang diharamkan, yaitu yang dilarang. Lawan katanya al-ḥalāl (halal). Makna asal at-taḥrīm adalah melarang.
At-Taḥiyyah adalah ucapan "ḥayyākallāh", artinya mudah-mudahan Allah memanjangkan usiamu dan melanggengkannya. Makna asal at-taḥiyyah adalah doa agar dilanggengkan kehidupannya. Ada yang mengatakan bahwa at-taḥiyyah berasal dari kata: menghadapkan al-muḥayyā yaitu wajah. At-Taḥiyyah juga diungkapkan untuk setiap ucapan atau perbuatan yang dilakukan saat bertemu muka dengan tujuan memberi penghormatan.
Al-Murū`ah artinya kejantanan yang sempurna. Juga memiliki makna: adab dan akhlak baik. Ia berasal dari kata "al-marī`", yakni saluran makanan dan minuman. Ada yang berpendapat berasal dari "al-mar`u", yaitu laki-laki atau seseorang.
Az-Zūr adalah dusta dan kebatilan. Makna asalnya adalah condong dan menyimpang. Az-Zūr juga bisa berarti sesuatu yang dipoles dan dihiasi. Juga berarti tuduhan, kekuatan, syirik, nyanyian, dan permainan.
Al-'Iffah: menahan dan menghindari hal yang buruk. Makna aslinya: sedikitnya sesuatu. Ia juga diungkapkan dengan makna kesucian dan kebersihan dari hal tertentu.
Al-'Ilm: al-ma'rifah (pengetahuan). Lawan katanya: al-jahl (kebodohan). Di antara makna lainnya ialah pemahaman dan keyakinan.
Al-Gairah artinya emosi dan marah pada sesuatu. Berasal dari kata at-tagayyur, artinya berubah. Sebab hati mengalami perubahan dan bergolak.
Fāḥisyah: ucapan atau perbuatan yang buruk dan jelek. Ia berasal dari kata al-fuḥsy yang bermakna keburukan dan kekejian. Di antara makna lainnya ialah zina.
Seorang hamba senantiasa mengetahui bahwa Allah mengawasinya dalam segala keadaannya diiringi rasa takut terhadap siksa-Nya.
Meminta al-gauṡ (pertolongan mendesak). Al-Gauṡ ialah penyelamatan dan pertolongan. Makna asalnya ialah menolong dalam kondisi mendesak atau darurat. Di antara makna itigasah yang lain: meminta pertolongan dan memohon bantuan.
Al-Ibtilā` artinya cobaan dan ujian. Ia berasal dari kata al-balā`, yakni membebani perkara yang berat. Al-Bala` (ujian) bisa diterapkan untuk kebaikan dan keburukan. Namun seringkali digunakan untuk keburukan.
Kebohongan besar. Ada yang menyatakan, bahwa ia adalah kebohongan yang berkaitan dengan pencorengan kehormatan. Ia berasal dari kata al-faryu yang bermakna memotong dan membelah. Di antara makna iftirā` ialah memfitnah, menzalimi, dan memalsukan.
Zalim dan lalim. Makna asal at-ta'addī ialah melampaui batas. Lawan katanya: adil dan istikamah. Di antara makna lain i'tidā` ialah melakukan kerusakan dan memberikan bahaya.
Tindakan untuk meraih karakter 'iffah (kesucian diri), yaitu terhindar dari berbagai perbuatan buruk. Makna asalnya ialah kesucian dan kebersihan dari sesuatu. Di antara maknanya yang lain ialah menjaga diri dan mengurangi.
Keluarga, kerabat, dan orang-orang yang dekat dari segi nasab
Al-Muṣāfaḥah artinya meletakkan tangan pada tangan orang lain. Ia berasal dari kata aṣ-ṣufḥ, yaitu lebar dan sisi sesuatu.
Merendahkan diri dan menampakkan aḍ-ḍa'ah, yakni kehinaan, kerapuhan, dan ketidakmampuan. Lawan at-tawāḍu' adalah al-istikbār (sombong) dan al-'uluw (congkak). At-Tawāḍu' berasal dari kata al-waḍ'u, yaitu rendah dan jatuh. At-Tawāḍu' juga berarti khusyuk, mudah, dan lembut.
Takut dan gentar. Dikatakan pula, al-khasy-yah adalah rasa takut yang disertai pengagungan, dan kebanyakan muncul karena mengetahui apa yang ditakuti. Asalnya dari kata al-khasyiy, yakni tumbuhan yang kering.
Seleweng dan tipu daya. Lawan katanya: bersikap amanah. Makna asalnya ialah kurang, karena orang yang berkhianat mengurangi perkara yang diamanahkan pada dirinya serta tidak menunaikannya sebagaimana mestinya. Ia juga bermakna menyelisihi janji.
Al-Khuyalā` - dengan mendamahkan khā` dan mengkasrahkannya - artinya: sombong, merasa kagum terhadap diri sendiri, dan meremehkan orang lain.
Memurnikan, menyaring dari kotoran dan noda, menjernihkan, merampingkan, dan memilih. Selanjutnya kata ini digunakan dengan arti mengesakan dan meninggalkan riya dalam ketaatan.
Al-Akhlāq ialah bentuk jamak dari "khuluq" yang bermakna tabiat dan perangai, atau sifat-sifat yang menjadi tabiat seseorang tanpa keinginannya, baik ataupun buruk, atau sifat-sifat yang ia usahakan agar menjadi sifat pribadinya. Dikatakan, "Akhlaqa ar-rajulu - takhallaqa", artinya: orang itu menjadi berakhlak. Khuluq juga berarti agama dan adab.
Al-Ya`su bermakna putus asa. Lawan kata ar-rajā` (harapan), atau memutus harapan pada sesuatu.
Tidak fasih. Arti asal kata ini menunjukkan makna diam dan tidak bicara. Dari kata tersebut (muncul kata) "al-a'jamiy" yaitu orang yang tidak fasih dan tidak jelas dalam bicaranya meskipun dari kalangan Arab.
Bentuk jamak dari "fitnah", yaitu cobaan dan ujian. Al-Fitnah berasal dari kata al-fatnu, yaitu membakar.
Berlebih-lebihan dalam sesuatu. Makna asal al-isrāf adalah melampaui batas dalam segala hal. Kebalikannya adalah al-qaṣd dan al-i'tidāl (sederhana dan seimbang). Al-Isrāf juga berarti mubazir. Dan al-musrif adalah orang yang mubazir. Arti lain al-isrāf secara bahasa adalah melalaikan, meremehkan, merusak, menyia-nyiakan, menghamburkan, menghancurkan, berlebihan, dan memotong.
Melampaui batas. Al-Mufriṭ artinya orang yang melampaui batas. Al-Ifrāṭ juga berarti pendahuluan dan penyegeraan. Makna asal "al-ifrāṭ" adalah tindakan menghilangkan sesuatu dari tempatnya. At-Tajāwuz dinamakan "ifrāṭ" karena orang yang melampaui batasnya telah menghilangkan sesuatu dari yang seharusnya. Al-Ifrāṭ juga digunakan untuk arti berlebihan, bertindak sewenang-wenang, dan membebani orang lain di atas kemampuannya.
Etika-etika secara lahir dan batin yang selayaknya disandang oleh orang yang membaca Al-Qur`ān Al-Karīm.
Doa yang disebutkan dalam Alquran al-Karim berupa pujian atau permohonan kepada Allah -Ta'ālā- untuk mendatangkan kebaikan atau mencegah keburukan.
Mengharapkan sesuatu yang baik dari Allah -Ta'ālā-, memohon rahmat serta ampunan-Nya.
Ṣagā`ir: jamak ṣagīrah yang bermakna hal yang ringan dan kecil. Asal makna aṣ-ṣigar ialah sedikitnya sesuatu. Lawan kata ṣagā`ir ialah kabā`ir dan 'aẓā`im (hal-hal yang besar). Di antara maknanya ialah hal-hal yang detail.
Aṭ-Ṭuma`nīnah artinya ketenangan. Dikatakan, "Iṭma`anna ar-rajulu iṭmi`nānan wa ṭuma`nīnatan" artinya orang itu tenang dan tidak gelisah. Lawan kata aṭ-ṭuma`nīnah ialah al-iḍṭirāb (goncang) dan al-qalaq (gelisah). Makna asal aṭ-ṭuma`nīnah ialah tegak dan kokoh.
Aẓ-Ẓulmu artinya kezaliman dan melampaui batas. Kebalikannya adil. Asal maknanya ialah meletakan sesuatu bukan pada tempatnya. Juga bermakna pelanggaran.
Al-Fujūr: kefasikan dan kemaksiatan, seperti dusta dan zina. Asal maknanya ialah muncul dan menjulur. Juga dikatakan maknanya menyimpang, karena orang fasik menyimpang dari kebenaran.
Tayammun: menuntut berkah. Makna al-yumn: berkah dan tambahan kebaikan. Makna fulān maimūn: si polan menjadi orang yang diberkahi. At-Tayammun juga bisa bermakna memulai perbuatan dengan tangan kanan, dan al-yamīn (kanan) ialah lawan dari kiri.
Ar-Rajā`: angan-angan atau harapan. Lawannya ialah putus asa dan pesimis. Ia juga bermakna antusias pada sesuatu.
Al-Ijrām artinya melakukan dosa. Dikatakan, "Ajrama ar-rajulu" apabila seseorang mengerjakan dosa atau melakukan tindak kriminal. Al-Jurm dan al-jarīmah artinya dosa. Al-Ijrām juga bisa berarti sewenang-wenang dan zalim. Berasal dari kata al-jarm, artinya memotong. Dikatakan pula, mengerjakan.
Iḥtisāb: mengakui sesuatu. Asalnya dari kata al-ḥisāb yang bermakna menghitung dan membilang. Di antara makna iḥtisāb adalah pengingkaran.
Menyebarluaskan ucapan salam dan menampakkannya kepada setiap muslim secara ucapan atau tulisan.
Asy-Syafaqah artinya rasa takut dan khawatir. Asy-Syafaqah bisa juga bermakna waspada terhadap sesuatu yang tidak disukai dan semangat memperbaiki. Makna asalnya adalah lembut dalam sesuatu.
Mengonsumsi makanan yang jelas-jelas halal dari aspek barang dan usaha mendapatkannya, tanpa adanya unsur berlebih-lebihan dan kemaksiatan.
Al-Ḥilm: perlahan dan sabar. Ia juga bermakna tenang dan menahan diri. Lawan katanya ialah tergesa-gesa, kebodohan, dan kedunguan.
Al-Khauf artinya takut dan khawatir. Lawannya adalah al-amn (rasa aman). Arti asal al-khauf adalah kurang. Dan di antara maknanya juga adalah sifat pengecut, gentar, takut, dan gemetar.
Al-Khusyū' adalah kehadiran hati dan perasaan takut kepada Allah sebagai bentuk cinta dan pengagungan kepada-Nya, ketenangan anggota badan, dan disertai ketundukan kepada kebenaran secara lahir dan batin.
Al-Ḥayā` artinya rasa malu. Lawannya adalah al-waqāḥah (tidak tahu malu) dan al-jur`ah (berani). Berasal dari kata al-ḥayāh (hidup) yang merupakan lawan kata al-maut (mati).
Zuhud artinya tidak cenderung kepada sesuatu. Kebalikannya ialah berhasrat dan tamak. Zuhud berasal dari kata az-zahd, artinya sesuatu yang sedikit. Juga bermakna berpaling dari sesuatu.
As-Safāhah artinya kebodohan. Lawan katanya adalah al-ḥilm (santun) dan ar-rusyd (kedewasaan dalam berpikir). Makna asal as-safāhah adalah ringan, gerakan dan kecerobohan. Dikatakan pula, makna asalnya adalah condong dan goncang (tidak tenang). Dari sinilah, orang yang tidak cerdas disebut safīh; karena ketidak tenangannya.
Ar-Ra`fah: kasih sayang yang besar dan tinggi. Makna asalnya ialah kelembutan dan menyayangi.
As-Surūr artinya kegembiraan. Bisa pula berarti kesenangan dan kebahagiaan. Berasal dari kata al-isrār, yakni menyembunyikan dan menutupi. Dikatakan pula, artinya terus menerus dan tetap.
Asy-Syahāmah: keberanian. Ia juga bermakna kekuatan dan ketekunan. Asal maknanya ialah kecerdasan dan kecekatan.
As-Samāḥah: kedermawanan dan pemberian. Asal maknanya ialah lunak, mudah, dan tunduk. Makna al-musāmaḥah ialah pemberian maaf antara dua orang.
Al-'Ujb artinya gembira dan senang dengan apa yang berasal dari diri sendiri disertai perasaan tinggi hati. Dikatakan, "Fulān mu'jab bi mālih", artinya fulan gembira dengan hartanya. Berasal dari kata al-i'jāb, yakni menganggap besar, luar biasa dan baik pada sesuatu.
Al-'Udwān artinya kezaliman. Al-'Udwān berasal dari kata at-ta'addī, yaitu melewati batas. Lawan katanya adalah al-'adl (keadilan) dan al-istiqāmah (lurus). Sedang al-'adāwah ialah menginginkan keburukan pada orang yang engkau tidak suka dan benci. Di antara makna lainnya adalah pertengkaran, memberikan mudarat.
Al-'Ajalah: kecepatan. Lawannya: terlambat, menunda, dan mengakhirkan. Asal katanya dari al-i'jāl yang bermakna mempercepat.
Al-Gadr artinya meninggalkan janji dan tidak menepatinya. Dikatakan, "Gadara ar-rajul, gadran, wa gudrānan", artinya orang itu merusak janjinya dan tidak menepatinya. Lawan kata al-gadr adalah al-wafā` (menepati) dan al-amānah (dapat dipercaya). Makna asal al-gadr adalah meninggalkan dan tidak menetap.
Al-Gufrān artinya kelapangan dada dan ampunan. Juga bermakna memaafkan dosa dan tidak memberi hukuman. Al-Gufrān berasal dari kata al-gafru, artinya menutup dan memasukkan.
Gurūr ialah tipuan dan kebatilan. Asal arti gurūr ialah kekurangan. Juga bermakna menipu dan memalsukan.
Al-'Unf: keras dan kuat. Al-'Anīf ialah orang yang tidak memiliki sikap lemah lembut. Lawannya: lembut dan mudah. Asalnya dari al-i'tināf yang bermakna benci dan sulit.
Al-'Inād: menentang dan enggan menerima. Asal maknanya: tidak lurus, condong, dan menyimpang. Al-'Inād juga bermakna menyimpang dari kebenaran.
Al-'Aṭf artinya kasih sayang dan kelembutan. Al-'Aṭf juga berarti sayang. Makna asalnya adalah condong dan miring.
Al-'Iṣyān: keluar dari ketaatan. Ia juga bermakna pelanggaran. Lawan katanya: ketaatan dan memenuhi panggilan. Asal katanya dari al-'aṣwi yaitu mengeraskan dan mengumpulkan.
Azm: mengikat hati pada sesuatu. Asal maknanya ialah memutuskan dan memotong. Di antara maknanya yang lain: sabar, keras, yakin, sungguh-sungguh, dan wajib.
Al-Fuḥsy: ucapan atau perbuatan yang buruk dan jelek. Makna asalnya ialah tambahan dan melampaui batas.
Gilẓah: keras dan kasar. Lawannya: sifat lembut dalam akhlak, tabiat, tingkah laku, ucapan, kehidupan, dan semisalnya.
Al-Karam: mulia. Makna asalnya ialah murah hati dan banyaknya kebaikan. Lawan katanya: bakhil dan kikir.
Qanā'ah: rida terhadap sesuatu. Al-Qāni': orang yang rida. Di antara makna qanā'ah ialah menutup, menerima, dan menyerahkan.
Al-Marīḍ: orang yang sakit. Lawan katanya: orang sehat. Ia juga bermakna: kurang dan lemah. Asal maknanya ialah rusak.
Al-Wafā`: menjaga janji. Lawannya: ingkar janji. Asal maknanya ialah sempurna dan lengkap.
Al-Birr artinya ketaatan. Al-Birr bisa berarti perbuatan baik dan kebaikan. Lawannya adalah al-'uqūq (durhaka) dan al-isā`ah (berbuat buruk). Makna asal kata al-birr adalah jujur.
Al-Bugḍ artinya kebencian dan kemurkaan. Lawan kata al-bugḍ adalah al-ḥubb (cinta). Dan makna asal al-bugḍ ialah tindakan jiwa menjauhi dan menghindari sesuatu.
Īṡār: memprioritaskan selain dirimu. Lawan katanya: mendahulukan diri sendiri. Asal maknanya ialah memprioritaskan dan mengkhususkan sesuatu.
Ta'āruf: sebagian manusia mengenal sebagian yang lain. Ia juga bermakna mencari pengetahuan.
At-Ta'āwun artinya saling menolong dalam mengatasi sesuatu. Makna asalnya adalah menolong dan mendukung. Dikatakan, "A'ānahu 'alā 'amalihi - 'aunan - ma'ūnatan - i'ānatan", artinya ia membantunya mengerjakan pekerjaannya. At-Ta'āwun juga bisa berarti menguatkan dan memenangkan.
Tafakkur: merenung atau memperhatikan. Ia juga bermakna penggunaan nalar dan penelitian yang berkesinambungan. Asal maknanya ialah keraguan hati dan kembalinya hati pada sesuatu.
Tawassuṭ: istikamah dan menetap (di tengah). Asal maknanya: tegak, dan juga bisa bermakna memilih yang lebih utama dan paling baik.
As-Sū` artinya kejelekan dan kerusakan. As-Sū` juga berarti kesedihan dan duka. Bisa pula berarti bahaya dan gangguan. Segala yang tidak disukai dapat disebut "sū`". Makna asalnya adalah buruk. Sedang lawan katanya adalah al-ḥusn (baik).
Menemui manusia dengan senyuman, keceriaan, perkataan baik dan memperlihatkan kesenangan.
Al-La'n: mengusir dan menjauhkan. Adapun laknat yang muncul dari makhluk artinya adalah cacian dan makian.
Al-Inābah: kembali kepada Allah dengan bertobat. Dikatakan, "Anāba - yunību - inābatan" artinya: dia menghadap dan kembali kepada ketaatan. Juga, "Nāba ilallāh" artinya: ia bertobat kepada Allah.
At-Taqāṭu' artinya berpisah. Dikatakan, "Taqāṭa'a an-nāsu taqāṭu'an" artinya mereka terpisah, masing-masing berada di arah (berbeda). Berasal dari kata al-qaṭ'u. Juga bermakna saling boikot. Kebalikannya saling sambung dan saling ikat.
Membaca lafal-lafal Alquran sebagaimana diturunkan dan mengikuti makna-maknanya sebagaimana dikehendaki Allah -Ta'ālā- dan Rasul-Nya -șallallāhu ‘alaihi wa sallam-.
Menunaikan sesuatu yang harus dihormati dan dijaga berupa hak-hak, orang, waktu, dan tempat serta memelihara dan menjaganya agar tidak hilang.
At-Taḍarru' artinya menghinakan diri dan merendah. At-Taḍarru' berasal dari kata "aḍ-ḍar'u", artinya lembut dan lemah.
Tidak memberikan pertolongan dan bantuan. Dikatakan, "Khażalahu ṣadīquhu" artinya, sahabatnya tidak membelanya, tidak menolongnya dan tidak membantunya. Makna asalnya adalah meninggalkan sesuatu. al-Khiżlān bisa juga berarti menghalangi dan melemahkan.
Ar-Rahbah artinya takut dan kawatir. "Tarahhaba gairahu" artinya menakut-nakuti (mengancam) orang lain.
Gawāyah: sesat, mengikuti hawa nafsu dan tenggelam dalam kebatilan. Lawannya: lurus atau baik.
Takrīm al-Insān adalah mengutamakan manusia dari yang lainnya dengan melakukan apa yang baik dan berguna baginya di dunia dan akhirat, serta mencegah apa yang merusak dan membahayakannya.
Berlindung dari keburukan. Asal arti isti'āżah ialah meminta al-‘auż, yaitu perlindungan, penjagaan, dan pemeliharaan. Sedangkan al-ma'āż artinya tempat berlindung, benteng.
Al-'Iyādah artinya mengunjungi. Asal kata al-'iyādah menunjukkan makna al-'aud (kembali), yaitu mengulang sesuatu; kembali lagi setelah memulai.
Wasīlah: pendekat atau perantara untuk sampai pada orang lain. Ia juga bermakna: penghubung dan jalan menuju sesuatu. Ia berasal dari at-tawassul yang bermakna keinginan dan permohonan.
Memandang dengan sengaja sesuatu yang dilarang Allah.
Meyakini sisi yang buruk dan lebih mengedepankannya daripada sisi yang baik tanpa bukti.
Menggunakan lisan untuk hal-hal yang bermanfaat dan menahannya dari hal-hal yang membahayakan.
Meyakini sisi kebaikan dan memenangkannya atas sisi kejelekan.
Berinteraksi yang baik kepada orang lain dengan cara melakukan kebaikan, berwajah ramah, dan tidak melakukan tindakan yang menyakitkan.
Yang lezat, yang halal dan yang boleh. Asal kata aṭ-ṭayyib adalah aṭ-ṭībah, yaitu selamat dari keburukan. Lawan aṭ-ṭayyib adalah al-khabīṡ (yang jelek). Dan di antara makna aṭ-ṭayyib juga adalah yang saleh, yang baik, yang mudah, yang suci, dan yang jernih.
Al-Qisṭ -dengan mengkasrahkan huruf qāf- bermakna adil. Sedangkan al-qasṭ -dengan memfatahkan huruf qāf- bermakna lalim dan zalim. Al-Qisṭ juga bermakna bagian dan nasib (peruntungan). Jamaknya ialah aqsāṭ.
Tamak untuk hidup lama disertai sikap rakus terhadap nikmat dunia dan tidak mempersiapkan (bekal) untuk kematian.
Mengendalikan dan menahan diri dari balas dendam saat amarah meluap.
Memikirkan amalan diri lalu mengaturnya dengan sesuatu yang dapat memperbaikinya.
Suatu kaum saling mewasiati satu sama lain. Al-Waṣiyyah bermakna perkara yang ditekankan. Asal maknanya ialah menyambung sesuatu dengan yang lain. Di antara makna tawāṣī juga ialah: saling memerintahkan, saling melarang, saling menasihati, dan saling berjanji.
Takrīm: pengagungan dan penghormatan. Asal makna al-karam ialah: kemuliaan sesuatu. Lawannya: penghinaan. Di antara makna at-takrīm ialah: mengutamakan, menghargai, menyucikan, memperbanyak dan menguatkan.
Mendorong jiwa mengerjakan ketaatan dan meninggalkan kemaksiatan demi mencari pahala Allah -Ta’ālā-.
Menangani perkara-perkara anak kecil yang ditinggal mati oleh ayahnya dan berusaha mewujudkan kemaslahatannya, baik dalam urusan dunia maupun agama, demi mencari pahala dari Allah -Ta’ālā-.
Sikap seseorang menjaga rahasia, baik berkenaan dengan dirinya atau terkait orang lain apabila ia dipercayai menjaganya.
Perkara yang digunakan untuk menguji manusia agar tampak jati dirinya, baik atau buruk.
Setiap perkataan yang melampaui batas hingga dicap jelek dan dicela.
As-Sabb adalah setiap perkataan jelek yang ditujukan untuk merendahkan dan menghina.
Merusak (kecintaan) hati seorang wanita terhadap suaminya.
Bahasa yang digunakan oleh bangsa Persia.
Stabilnya kondisi seseorang dengan komitmen melakukan kewajiban dan meninggalkan perkara-perkara haram.
Posisi duduk orang yang salat di atas kedua pantatnya dengan menarik lutut kanan ke sisi kanan dan telapak kaki kanan ke sisi kiri, dan kaki kiri dengan posisi sebaliknya.
Memohonkan rahmat untuk orang lain.
Makruf adalah setiap perkataan maupun perbuatan yang mengandung ketaatan pada Sang Pencipta dan kebaikan kepada sesama makhluk.
Mendesak dalam meminta sedekah kepada orang lain.
Memohon keridaan pada Allah -Ta'ālā- untuk orang lain.
Melakukan perbuatan yang mengundang cercaan dan celaan, baik berupa perkataan maupun perbuatan.
Keterangan mengenai kredibilitas (kelayakan) seseorang menjadi saksi bagi orang lain.
Keluarga seseorang dan kerabatnya dari pihak bapak.
Bersikap ramah saat masuk (rumah) diiringi dengan ketenangan, rasa aman, dan kegembiraan.
Persetujuan orang yang meminta untuk melakukan apa yang diminta darinya baik dengan perbuatan, ucapan atau isyarat dan semacamnya.
Memberikan gelar atau sifat buruk kepada orang lain.
Memuliakan orang yang datang ke rumah dan yang semisalnya, berbuat baik kepadanya dan memenuhi kebutuhannya.
Merahasiakan aib orang lain dan tidak menampakkannya kepada orang banyak.
Memberi seseorang kurang dari haknya.
Sesuatu yang dilihat oleh orang ketika tidur, dan biasanya menyenangkan..
Perkara yang diperdengarkan oleh seseorang kepada yang lain dengan cara berbisik sambil merahasikannya dari orang lain.
Orang yang tinggal di kota dan desa besar menangani penjualan barang orang lain yang tinggal di pedalaman atau pendatang meskipun bukan penduduk pedalaman.
Tidak adanya kecemburuan suami terhadap keluarga dan para mahramnya.
Sombong, membanggakan diri, dan merasa lebih tinggi dari orang lain.
Memuji seseorang dengan menyebutkan sifat-sifatnya yang sempurna dan utama, baik sifat bawaan/watak dasar ataupun karena usaha pilihan.
Seseorang mengharapkan memiliki nikmat seperti yang dimiliki orang lain tanpa menginginkan hilangnya nikmat tersebut dari orang lain itu.
Ibadah, baik ucapan ataupun perbuatan.
Mengambil harta di hadapan pemiliknya secara terang-terangan dan paksaan tanpa ada imbalan (ganti).
Ucapan seseorang "Āmīn" setelah doa orang lain.
Tindakan penguasa membuka aib seseorang dan mengumumkannya di hadapan masyarakat sebagai pelajaran bagi orang tersebut dan orang-orang yang sepertinya.
Tidak menerima kebenaran karena merasa tinggi dan berkuasa atas yang lain, meremehkan orang lain dan merasa lebih mulia dari mereka.
Menyebutkan ketampanan anak laki-laki yang belum berjenggot dan berkumis maupun kecantikan wanita asing yang terjaga dalam sebuah puisi atau prosa.
Meninggalkan pergaulan manusia dan mengasingkan diri dari mereka.
Melihat atau mendengar kepada orang lain secara sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan dan kerelaan mereka.
Mencuri harta ganimah sebelum dibagikan tanpa ada kebutuhan mendesak.
Pendidikan dan hukuman ringan yang diberikan oleh wali -selain hakim- terhadap orang yang berada di bawah perwaliannya dengan tujuan untuk memperbaikinya.
Cara berjalan orang yang sombong dan membanggakan diri.
Serius dalam melakukan urusan, waspada supaya tidak terlewatkan dan bersemangat mengerjakannya.
Ketundukan dan penyerahan diri kepada Allah dalam perkara syariat dan takdir disertai keyakinan hati.
Nama yang mencakup segala amal kebajikan dan ketaatan dalam akidah, perbuatan, dan perkataan.
Salah satu tingkatan azab di neraka Jahanam.
Sesuatu yang menimpa manusia berupa bahaya ringan pada jiwa, tubuh atau hartanya.
Mendekat kepada Allah -Ta'ālā- dengan mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya untuk mencari keridaan-Nya dan sebagai sarana untuk menunaikan berbagai kebutuhan dari-Nya.
Pengkhianatan terhadap sesuatu yang diamanahkan kepadanya.
Al-Jaza' adalah kelemahan dalam jiwa dan ketakutan dalam hati yang menyebabkan pemiliknya bersedih ketika mendapat cobaan.
Bertindak hati-hati agar tidak terjatuh ke dalam gangguan yang dikhawatirkan manusia, baik yang masih berupa dugaan atau yang telah diyakini.
Tindakan orang yang bicara atau penulis mengungkapkan pendapatnya dengan jelas dan gamblang, tanpa adanya kerancuan atau ketidakjelasan.
Tindakan seseorang mengutamakan dirinya atau kerabatnya dalam suatu manfaat duniawi atas orang lain yang memiliki hak atau kebutuhan terhadap manfaat tersebut.
Menimpakan keburukan kepada orang lain dengan cara laten (tersembunyi).
Menyembunyikan kejahatan pada orang lain dan menampakkan kebaikan padanya, serta menggunakan makar dan tipu daya dalam bersikap kepada orang lain.
Waspada dan hati-hati dari semua arah; karena khawatir terjatuh pada keburukan pada saat ada keraguan, kecurigaan, atau semacamnya.
Sebuah sifat dalam jiwa yang mendorong pemiliknya berbagi kebaikan dengan mudah dan ringan hati.
Perbuatan lelaki menyerupai sifat-sifat wanita.
Kemarahan besar yang disertai ketidaksukaan kepada sesuatu dan tidak meridainya.
Mengejek orang lain dengan perkataan atau perbuatan karena sebuah aib atau semacamnya.
Keteguhan dan kekuatan hati yang mendorong untuk maju menghadapi bahaya pada saat dibutuhkan.
Kebahagiaan jiwa atas keburukan atau gangguan yang menimpa orang lain.
Menjadi mediator bagi orang lain untuk mendatangkan manfaat baginya atau mencegah bahaya supaya tidak menimpanya.
Keinginan menggebu-gebu terhadap harta yang dimiliki atau harta yang ada pada orang lain sebelum memilikinya, dan enggan berbagi dengan orang lain setelah mendapatkannya.
Inisiatif berbuat baik kepada orang lain tanpa imbalan.
Setiap suara merdu yang dinikmati oleh pendengaran manusia.
Sifat gegabah yang membuat pemiliknya tidak bisa mengontrol diri ketika ada yang menyulutnya.
Tindakan melampaui batas dalam kesombongan dan kesewenang-wenangan, serta berlebih-lebihan dalam berbuat rusak dan kemaksiatan.
Mengerutnya wajah saat bertemu disertai sedikit senyuman dan menampakkan ketidaksukaan.
Semangat jiwa mencurahkan segenap kekuatan demi mencapai derajat paling tinggi untuk dirinya atau orang lain.
Hasrat jiwa kepada sesuatu dan keinginan kuat untuk memperolehnya.
Memaafkan kesalahan disertai menghapus bekasnya dari jiwa, dan menggugurkan celaan dan makian dari pelaku kesalahan tersebut.
Membuka aib orang lain agar diketahui manusia.
Kemarahan tersembunyi dalam jiwa karena keburukan yang menimpanya dari orang lain disertai ketidakmampuan untuk menolaknya.
Menunaikan hak-hak dan adab-adab kepada orang lain saat berinteraksi dengan mereka dan menahan gangguan darinya.
Kelemahan jiwa dan tidak adanya semangat jiwa untuk menggapai kedudukan yang tinggi.
Roh yang ditiupkan ke dalam badan dan yang mengaturnya, serta yang akan meninggalkannya dengan kematian.
Kesadaran hati dari kelalaiannya dan persiapannya menghadap Rabb-nya dengan tekad membekali diri dengan ketaatan dan melewati segala rintangan dan hambatan.
At-Takāṡur adalah keinginan kuat untuk memperbanyak barang-barang dunia dan berkompetisi dengan orang lain dalam hal itu.
Berzikir kepada Allah dengan mengucapkan kalimat "Lā ilāha illallāh."
Memikul perkara yang menyusahkan diri.
Keinginan seseorang yang melakukan perbuatannya untuk mencari keridaan selain Allah -Ta'ālā- dengan meniatkan amal-amalnya untuk dunia atau ria (pamer) dan selain itu, baik keinginan tersebut secara total atau parsial (sebagian).
Meninggalkan jamaah kaum muslimin dan menyelisihi kebenaran.
Sifat-sifat yang baik dan derajat-derajat yang tinggi dalam kebaikan.
Pendekatan yang dilakukan oleh seseorang pada orang lain dengan sesuatu yang disukainya demi mencari cintanya.
Tindakan menimpakan keburukan kepada orang lain terkait diri, harta, ataupun kehormatannya, baik dengan lisan ataupun fisik.
Meninggalkan zina dan apa yang dikategorikan sebagai zina, serta meninggalkan segala sarana yang mengantarkan kepadanya.
Sifat keras dalam hati, kasar dalam pergaulan, dan jauh dari orang lain.
Sifat keras dan keringnya hati yang mendorong pemiliknya bertindak buruk dan tidak berbuat baik.
Setiap orang yang menjadi contoh yang diikuti dalam kejahatan dan kerusakan.
Sifat keras dalam pergaulan disertai kasar dalam ucapan.
Mencari kesempurnaan yang bisa diraih untuk diri dan orang lain, dan tidak merasa puas dengan kekurangan dan kerendahan.
Menarik seseorang dengan hal-hal yang digemarinya untuk dijerumuskan ke dalam kebinasaan yang tanpa diduga-duga.
Menempuh sikap pertengahan dalam suatu perkara dan memasukinya dengan lembut, dengan cara yang dapat dipertahankan secara terus-menerus.
Mengulang-ulang dan menghitung-hitung pujian kepada Allah -Ta’ālā-; dengan menyebutkan berbagai sifat indah-Nya dan perbuatan-perbuatan-Nya yang terpuji.
Segala yang terlintas dalam hati berupa pendapat atau makna.
Kegelapan dosa yang menyelimuti hati dan merasukinya sehingga menghalanginya dari melihat kebenaran dan tunduk kepadanya.
Mempraktikkan budi pekerti yang baik terhadap makhluk.
Posisi orang yang meletakkan bagian samping tubuhnya di atas tanah.
Tawa ringan tanpa diiringi suara.
At-Taṡāub adalah seseorang membuka mulutnya tanpa sengaja; karena kantuk, malas atau semacamnya.
Memperindah sesuatu dan menampakkannya dengan bentuk yang berbeda dari bentuk aslinya.
Perbuatan seorang pengendara yang menaikkan orang lain di belakangnya.
Memberikan jasa pembantu pada orang lain; agar melayani seluruh kebutuhannya dan memperhatikan keperluan-keperluannya.
Mencuri dengar ialah menyimak pembicaraan secara sembunyi-sembunyi tanpa izin dari pembicara.
Melihat sesuatu dengan tujuan untuk menyeleksinya.
Permintaan seseorang kepada tuan rumah agar dibolehkan masuk menemui mereka.
Seseorang yang menyerahkan diri kepada musuh untuk menjadi tawanan mereka.
Pelarian budak dari tuannya ke luar daerahnya; karena disengaja dan membangkang.
Bersungguh-sungguh dalam mencapai sesuatu
Wadah yang memiliki gagang dan belalai tempat jalan tertuangnya cairan.
Orang yang berkedudukan tinggi yang diutamakan dari lainnya.
Berhenti kerja dan berpangku tangan (tidak berusaha).
Memperluas dan memperbanyak dalam mengambil manfaat makanan dan lainnya.
Tidur siang hari, atau istirahat siang hari meskipun tidak disertai tidur.
Organ berupa daging yang berwarna merah di mulut, yang merupakan alat bicara, mengecap dan menelan.
Makanan yang dibuat untuk pengembara ketika dia datang dari safar dan semacamnya.
Berpindah dengan bertumpu pada kaki dengan cepat, namun lebih lambat dari berlari.
Mencurahkan usaha untuk meraih sesuatu yang bermanfaat berupa urusan agama atau dunia.
Dosa dan kemaksiatan yang dilakukan manusia, besar ataupun kecil.
Merendahkan suara ketika membaca dan semacamnya, dan tidak mengeraskannya.
Kata bantu untuk mengungkapkan angan-angan yang menunjukkan tiadanya perbuatan yang kedua karena ketiadaan perbuatan yang pertama.
Keberangkatan dari Muzdalifah ke Mina dalam ibadah haji selepas tengah malam.
Bangga dengan diri dan merasa memiliki ketaatan yang besar disertai lupa bersyukur dan memastikan pahala di sisi Allah Ta’ālā.
Memanfaatkan cahaya lampu, matahari, api, atau lain sebagainya.
Sengaja memanfaatkan suatu naungan.
Menyimak dengan saksama disertai kehadiran hati.
Memaafkan orang lain disertai melupakan kesalahannya dan tidak mengungkapnya.
Setiap peristiwa yang mengelilingi manusia dan biasanya dalam jumlah banyak dan berturut-turut sehingga menutupi segala sesuatu, seperti banjir yang menenggelamkan dan kematian masal.
Jenis permadani besar yang sangat indah, bagus, dan sempurna, sebagaimana dalam firman Allah Ta'ālā, "Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah."
Segala sesuatu yang menimpa hamba berupa kesempitan dan penderitaan di dunia atau akhirat akibat berpaling dari kebenaran.
Melalaikan perkara agama serta tidak memperhatikan dan melaksanakan haknya.
Kurangnya akal dalam diri seseorang yang mendorongnya mengerjakan perbuatan yang membahayakannya, padahal ia tahu kejelekannya.
Perkataan yang buruk meskipun benar.
Menjaga jiwa dan memeliharanya dari hal-hal yang membahayakannya dengan mengerjakan ketaatan dan menjauhi larangan.
Teliti dan cermat dalam memandang sesuatu dengan tujuan mengambil pelajaran dan memahami.
Mengunjungi orang yang menderita sakit atau lemah yang mengeluarkannya dari keadaan sehat dan normal.
Sikap jiwa yang berpaling dan sombong dari menerima kebenaran.
Tekad kuat untuk meraih kebaikan atau mencegah keburukan dengan melakukan sebab dan bersandar dengan benar kepada Allah Ta'ālā.
Makna-makna dan pengetahuan-pengetahuan yang masuk ke dalam hati tanpa disengaja, tanpa paksaan dan tidak bertahan lama.
Sifat yang melekat pada diri seseorang, baik dalam ucapan, perbuatan maupun keyakinannya.